Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan unit baru tersebut berbasis open innovation guna mencapai bisnis yang berkelanjutan.
"Pertamina memahami bahwa kondisi pasar, konsumen, persaingan dan teknologi terus berubah dengan cepat. Ini menuntut kami untuk beradaptasi agar mampu merespons perubahan dengan cepat dan efektif," kata Nicke dalam keterangan resminya, Kamis, 24 Juni 2021.
Meski menghadapi tantangan pandemi, Pertamina berhasil melakukan penghematan biaya USD4,7 miliar, serta membukukan EBITDA sebesar USD7,6 miliar dan laba bersih USD1,05 miliar pada 2020.
Selain mencetak performa positif, Pertamina juga mengukir milestone baru dengan pembentukan enam subholding mulai dari sektor Upstream, Gas, Commercial & Trading, Refining & Petrochemical, Integrated Marine, dan New & Renewable Energy.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengungkapkan pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina mendukung pembentukan subholding tersebut. Menurutnya, dukungan tersebut merupakan cara untuk meningkatkan nilai pasar Pertamina secara keseluruhan.
"Kami memiliki aspirasi untuk meningkatkan nilai pasar keseluruhan holding dan subholding Pertamina hingga mencapai sekitar USD100 miliar," kata Pahala.
Lebih lanjut, dia menyarankan Pertamina untuk melakukan sejumlah aksi korporasi pencarian mitra bisnis melalui Indonesia Investment Authorities (INA).
"Kami harapkan inisiatif ini bisa didukung oleh semua investor. Kami berharap hal ini bisa menjadi hal positif untuk mendukung Pertamina,” ujar Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id