Ilustrasi. AFP PHOTO/Bay ISMOYO
Ilustrasi. AFP PHOTO/Bay ISMOYO

Kantongi Komitmen PMN dan Pendanaan dari CDB, Proyek Kereta Cepat Siap Tancap Gas

Husen Miftahudin • 01 November 2021 09:34
Jakarta: Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) langsung tancap gas setelah mendapatkan komitmen dari pemerintah terkait dengan Penyertaan Modal Negara (PMN). Adapun progres pembangunan proyek KCJB kini sudah mencapai lebih dari 79 persen.
 
"Saat ini, rangkaian kereta untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, Tiongkok, dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001," ucap Dirut PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, dalam siaran persnya, Senin, 1 November 2021.
 
Dwiyana mengatakan, masuknya investasi pemerintah melalui PMN kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku leading konsorsium itu bakal mengakselerasi pengerjaan proyek setelah sempat tersendat akibat dampak pandemi covid-19.

Secara terperinci, struktur pembiayaan KCJB adalah 75 persen dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CDB). Sementara 25 persen lainnya dibiayai dari ekuitas konsorsium.

Konsorsium Indonesia

Dari 25 persen ekuitas, 60 persennya berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas. Sehingga pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15 persen dari proyek.
 
"Sedangkan sisanya sebesar 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak Tiongkok, tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia," tegas dia.
 
KCJB masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan Tiongkok. Pengerjaan proyek ini menggunakan teknologi tinggi sehingga bisa menjadi suatu lompatan yang baik bagi Indonesia.
 
"Terlebih, kedua negara juga telah melakukan transfer knowledge sehingga para pekerja di Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya," terang Dwiyana.
 
Progres pengerjaan proyek KCJB cukup akseleratif. Sekadar membandingkan, proyek serupa juga dibangun di India oleh konsorsium perusahaan asal Jepang. Akan tetapi, pengerjaan kereta cepat 508 kilometer itu macet.
 
"Macetnya kereta cepat itu akibat imbas pandemi covid-19. Alhasil, pengerjaan proyek itu mundur dari rencana awal 2023 menjadi 2028," tutup Dwiyana.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan