Logo Bulog. Foto: Medcom.id.
Logo Bulog. Foto: Medcom.id.

Bulog Jelaskan Pentingnya Kebijakan Stabilisasi Pangan Jangka Panjang

Antara • 26 April 2024 11:41
Jakarta: Perum Bulog mengungkapkan kebijakan stabilisasi pangan jangka panjang merupakan hal penting untuk dapat mengelola berbagai risiko seperti pergerakan mata uang.
 
baca juga:  Bulog Salurkan 643 Ribu Ton Beras SPHP

"Salah satu sebab, alasan mengapa Bulog mengusulkan atau memberikan aspirasi perlunya kebijakan stabilisasi pangan jangka panjang adalah untuk juga mengelola risiko-risiko semacam ini," ujar Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dikutip dari Antara, Jumat, 26 April 2024.
 
Bayu menjelaskan program jangka panjang akan membuat risiko kurs mata uang paling tidak bisa sedikit diredam dengan hedging atau menggunakan kontrak pembelian jangka panjang.
 
"Saya tidak hanya mengatakan untuk impor tapi juga untuk dalam negeri, itu pentingnya punya kebijakan stabilisasi jangka panjang, bukan karena kita ingin impor jangka panjang tapi kita juga bisa membuat perencanaan dan melakukan langkah-langkah untuk memitigasi dan mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi," ujar Bayu lagi.

Dampak menguatnya dolar AS ke impor

Bayu menjelaskan, untuk impor yang dilakukan Bulog terutama beras dan jagung, seluruhnya karena penugasan dari pemerintah. Dampaknya, kalau terjadi peningkatan atau penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah, maka karena itu bersifat langsung, bentuknya pengali dengan tonase dikalikan harga dikalikan dengan kurs.

"Kalau kurs naik 10 persen maka total kebutuhan biaya untuk membayar impor naik 10 persen, itu saja. Jadi langsung sifatnya. Asumsi dolar yang dipergunakan dalam perhitungan biaya Bulog adalah asumsi APBN, jadi bisa melihat perbedaan antara dolar AS riil saat ini dengan asumsi APBN, di situlah terjadinya kenaikan biaya Bulog," katanya.
 
Dia menuturkan Indonesia masih perlu menjaga stabilitas pangan dalam jangka panjang. Stabilitas pangan bukan hanya urusan jangka pendek atau dari tahun ke tahun, tetapi menjadi sesuatu yang memiliki perspektif termasuk kemudian perencanaan visi jangka panjang.
 
"Kita tentu membayangkan Indonesia naik income per capita-nya, kita diproyeksikan untuk menjadi negara nomor lima terbesar di dunia. Pada saat itu pun sebenarnya stabilitas pangan masih akan tetap penting. Kita lihat negara-negara besar dan maju sekarang pun mereka semua memiliki kebijakan dan mekanisme menjaga stabilitas pangannya," kata Bayu.

Bentuk jaring pengaman sosial

Dengan demikian, katanya lagi, aspirasinya adalah Indonesia memiliki kebijakan stabilitas pangan jangka panjang. Sebagai bagian dari stabilitas pangan jangka panjang, yakni adanya jaring pengaman sosial pangan.
 
Bahkan pada negara maju menerapkan mekanisme jaring pengaman sosial pangan untuk menjamin dan memastikan bahwa masyarakat yang kurang beruntung.
 
"Hal ini merupakan aspirasi yang penting. Dalam konteks itu, tentunya tergantung pada pemerintah, misalnya bantuan pangan merupakan salah satu bentuk dari jaring pengaman sosial pangan," jelas dia.
 
Menurut Bayu, bagian dari kebijakan stabilitas pangan jangka panjang yakni harus ada usaha yang lebih sistematis untuk mendukung secara lebih baik lagi kepada para petani dalam memproduksi pangan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan