Ilustrasi pembangunan infrastruktur jalan. Foto: Kementerian PUPR.
Ilustrasi pembangunan infrastruktur jalan. Foto: Kementerian PUPR.

Teknologi Bisa Kurangi Potensi Kendala Proyek Konstruksi

Husen Miftahudin • 05 Oktober 2023 17:38
Jakarta: PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah melakukan implementasi BIM pada setiap proyek yang dikerjakan. Teknologi ini disebut sebagai salah satu tools untuk meminimalisasi potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi.
 
Direktur SDM, Pengembangan Sistem, dan Legal Waskita Karya Ratna Ningrum mengatakan, BIM adalah sebuah platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek.
 
"Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat, serta menghasilkan kualitas yang baik," ujar Ratna dikutip dari siaran pers, Kamis, 5 Oktober 2023.

Untuk mencapai hal itu, jelas Ratna, dilakukan proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik dengan melakukan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laser scan, dan fotogrametri.
 
Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktivitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR, dan 3D printing.
 
Saat ini Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama sehingga bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan.
 
Kemudian dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal sehingga memiliki ruang untuk mengelola lebih baik dan untuk mengambil pengalaman dan standar anggaran dari proyek yang telah selesai untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan serta mengendalikan proyek.
 
"Integrasi BIM-ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime," papar dia.
 
Baca juga: Progres Pembangunan Jalan Tol IKN Sudah Setengah Jalan, Tahun Depan Kelar
 

Jamin kualitas proyek


Emiten berkode saham WSKT ini pun berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek, contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir, serta pengembangan sektor pariwisata.
 
"Waskita menjamin kualitas konstruksi setiap bendungan yang dikerjakan menjadi andal, aman, dan berkelanjutan. Secara jangka panjang, Waskita berharap dapat berkontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia juga peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional melalui karya bendungan yang dihasilkannya," ucap Ratna.
 
Penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional. Saat ini proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2 persen, proyek Bendungan Jlantah mencapai 74,2 persen, proyek Bendungan Jragung mencapai 28,8 persen, dan proyek Bendungan Temef mencapai 67,8 persen.
 
Seluruh bendungan tersebut, papar Ratna, telah mengimplementasikan teknologi BIM sehingga perseroan optimistis dapat menyelesaikan beberapa proyek bendungan pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
 
"Teknologi juga merupakan salah satu langkah untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan. Melalui penggunaan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), dapat dilakukan integrasi data dan analisis yang komprehensif terkait aspek waktu (4D), biaya (5D), hingga facility management (7D) yang dapat menunjang manajemen data di lingkup proyek."
 
"Dengan demikian, seluruh pihak yang terlibat dapat melaksanakan proses konstruksi secara terintegrasi dan lebih efisien," tutup Ratna.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan