Salah satunya Desa Wisata Kutuh, di Kabupaten Badung. Desa yang berstatus mandiri dan menjadi percontohan nasional ini sebelumnya menghasilkan Rp50 miliar per tahun dengan kunjungan 3.000 wisatawan per hari.
Namun pandemi membuat pendapatan desa tersebut turun hingga 90 persen dan lebih dari 200 usaha kecil dan 3.000 warga terdampak.
"Tapi karena pandemi, pendapatannya menurun sampai 90 persen sehingga mengakibatkan lebih dari 200 usaha kecil dan lebih dari 290 tenaga kerja serta 3.000 lebih warga di desa adat ini ekonominya sangat menurun," kata Sandiaga, dilansir dari laman resmi Kemenparekraf, Jumat, 12 Februari 2021.
Menurutnya beberapa program yang bisa dijalankan untuk menggerakkan aktivitas secara cepat antara lain pemberian stimulus, bantuan sosial, program bersih, indah, sehat, aman (BISA).
Desa Wisata Kutuh yang kegiatan tahunannya bisa mendatangkan wisatawan mancanegara diharapkan dapat terlaksana awal Juli 2021 dengan kunjungan wisatawan domestik.
"Menurut Bendesa Adat, tingkat survival di sini hanya cukup sampai bulan Maret, jadi ini ada kedaruratan. Maka saya langsung membawa kembali proposal yang diajukan dari desa adat, dan akan berdiskusi dengan Wakil Bupati. Harapannya kita bisa memberikan satu sentuhan yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu. Karena kita harus betul-betul selamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur dia.
Saat bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster, Sandiaga mengatakan pihaknya sedang merencanakan program padat karya senilai Rp186 miliar yang akan direalisasikan di 177 desa wisata di Bali. Dalam program tersebut, diharapkan 15.000 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terakomodir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id