Proses pemulihan ekonomi Jateng di tengah pandemi didorong berbagai faktor. Salah satunya peran Bank Indonesia (BI) yang mendorong ekonomi nasional melalui investasi. Untuk mengamankan investasi, BI memastikan stabilitas makro ekonomi, inflasi, dan nilai tukar rupiah terjaga dengan baik.
"Stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan juga terjaga. Inflasi terkendali dan BI memasatikan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga untuk dukung proses pmulihan ekonomi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, pada program acara Metro TV.
Sementara itu, pemerintah daerah Jateng mendorong berbagai aspek untuk beri kemudahan investasi. Jateng terus berbenah menghadirkan kawasan industri yang baik.
Selain itu, kondusifitas wilayah dan perizinan yang tidak berbelit menjadi keunggulan Jateng. Dengan segala kemudahan ini, antusiasme investor tinggi.
Hal ini tampak pada webinar Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2020 yang diselenggarakan, pada 11 hingga 12 November di Gumaya Tower Hotel Semarang. Lebih dari 300 orang mendaftar untuk berpartisipasi. Mereka adalah investor asal Taiwan, Tiongkok, dan Jepang. Juga sejumlah investor dalam negeri.
Pada webinar tersebut ditawarkan 76 peluang investasi kabupaten/kota hasil penilaian Central Java Potentioal Investment Challenge.
"Sekarang perizinan tidak ada masalah. Tahun ini, ada investasi lagi. Merasa nyaman dan terbantukan, jadi tetap berinvestasi," kata salah satu peserta webinar, CEO Roda Maju Bahagia Hendra.
"Menjadi pekerjaan rumah kita bersama adalah membuat tenaga kerja tidak hanya kompetitif, tapi efesien dalam artian kita harus bisa punya SDM kualitas serupa. Misalnya, Tiongkok dan Vietnam," tutur Head of Sales PT Kawasan Industri Kendal Juliani.
Hingga triwulan III-2020, realisasi investasi melebihi target yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yakni Rp37,53 triliun, atau 139 persen dari target Rp26,99 triliun. Diharapkan ke depan akan terjadi limpahan investasi baik dari asing maupun dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News