Nantinya holding ini akan menggabungkan tiga perusahaan yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi dan PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG). Holdingisasi dibentuk untuk membuat aset perusahaan menjadi lebih besar sehingga ketika go publik valuasinya tinggi.
"Agar merger ini betul-betul membangun dan membuat optimal kepada negara. Rencana pemerintah untuk IPO," kata Riki dalam webinar Sinergi Mendukung Percepatan Pengembangan Panas Bumi, Kamis, 6 Mei 2021.
Riki mengatakan rencana pembentukan holding panas bumi pun masih digodok. Ketiga perusahaan ini, kata Riki, masih menganalisa lebih detail pembentukan holding agar tidak bertabrakan dengan regulasi yang ada.
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan holding BUMN panas bumi baru akan terbentuk paling lambat pada kuartal IV 2021.
"Kita harapkan di kuartal ketiga atau kuartal keempat," kata Pahala di Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021.
Menurut Pahala kompleksnya pembentukan ini lantaran masing-masing perusahaan mengoperasikan wilayah kerja panas bumi (WKP) berbeda dalam kegiatan eksplorasinya. Ia bilang apabila menjadi holding dan diintegrasikan, tentu akan membutuhkan persetujuan regulator dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengubahnya. Namun demikian, mantan Dirut BTN ini menekankan integrasi ini harus dilakukan secepatnya.
"Sekarang orang ngomongnya dekarbonisasi dan sebetulnya satu-satunya energi terbarukan yang bisa dipakai baseload itu baru geothermal. Jadi momentum ini kita harap jangan sampai terlewatkan," jelas Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News