Namun, Elon Musk memiliki syarat khusus yang harus diperhatikan banyak negara apabila ingin dirinya berinvestasi di negara tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan dalam acara Indonesia Mining Outlook 2021.
Ichwan mengatakan Elon Musk tidak akan segan untuk menanamkan modalnya di negara penghasil nikel, yang merupakan salah satu komponen baterai, asalkan dalam praktek penambangannya memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
"Dia memberikan catatan bahwa dia enggak akan bekerja sama dengan negara manapun yang dalam proses menghasilkan indusri baterainya ataupun pertambangan nikelnya enggak memperhatikan perlindungan dan keselamatan terhadap lingkungan," kata Ichwan, Selasa, 15 Desember 2020.
Ichwan mengatakan, syarat itulah yang harus dipenuhi Indonesia apabila mau mendatangkan investasi Tesla. Apalagi Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar dunia. Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Juli 2020 mencatat, total sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 juta ton. Sementara total cadangan bijih nikel mencapai 4,34 juta ton.
"Sehebat apapun cadangan nikel yang kita miliki apabila kita kurang memperhatikan penggunaan teknologi dalam rangka memberikan konservasi terhadap planet bumi, maka negara-negara maju pemegang capital punya kecenderungan bahwa mereka enggak terarik," jelas Ichwan.
Pekan lalu, Elon Musk telah berbincang dengan Presiden Joko Widodo mengenai peluang investasi mobil listrik di Indonesia. Elon Musk berencana untuk mengirimkan timnya ke Indonesia pada Januari 2021. Kedatangan tim tersebut untuk menjajaki semua peluang kerja sama yang ditawarkan Pemerintah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id