Ilustrasi. FOTO: MI/Galih Pradipa
Ilustrasi. FOTO: MI/Galih Pradipa

Program Jaringan Gas Jadi Opsi Alternatif Gantikan Tabung Elpiji

Antara • 06 Februari 2022 20:03
Jakarta: Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam menyatakan program jaringan gas (jargas) rumah tangga merupakan alternatif yang tepat guna menggantikan penggunaan tabung elpiji, yang masih banyak digunakan masyarakat saat ini.
 
"Komisi VII DPR sangat mendukung program ini, karena sangat membantu masyarakat perkotaan dalam mengakses kebutuhan energi di rumah tangga. Ini sebagai alternatif energi elpiji," katanya, dilansir dari Antara, Minggu, 6 Februari 2022.
 
Untuk itu, ia mengemukakan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi untuk menyalurkan kebutuhan energi rumah tangga ini harus terus diperluas. Ia mengingatkan penggunaan elpiji bagi rumah tangga dan industri harus segera dikurangi, karena kebutuhan subsidinya sangat besar sekitar Rp60-80 triliun per tahun, sehingga membebani APBN.

Apalagi, lanjutnya, program jargas yang mendistribusikan gas alam ini ramah lingkungan, dan masalahnya hanya pada jaringan pipa gas yang belum terbangun secara luas. Ia mencontohkan pipa transmisi gas dari Gresik ke Semarang sudah lama terbangun, namun dari Gersik ke Cirebon belum juga dibangun.
 
Namun, saat ini, proyek tersebut sudah diambil alih Kementerian ESDM melalui penganggaran APBN, sehingga diharapkan pembangunannya tidak tertunda kembali. Sementara, di Sumatra, ujar dia, ada jaringan pipa gas yang terputus dari Arun, Aceh, sampai ke Palembang, Sumsel. Jaraknya mencapai 400 km dengan nilai investasi diperkirakan Rp1 triliun.
 
"Komisi VII DPR meminta Kementerian ESDM agar proyek ini harus sudah dikerjakan. Jangan sampai terputus. Mungkin belum ekonomis dari sisi harga. Tapi, pemerintah tidak perlu melihat ekonomis. Itu adalah infrastruktur yang harus disiapkan selain infrastruktur jalan," papar Hisjam

Mendukung proses transisi energi

Sebelumnya, PT PGN Tbk menyatakan pihaknya memiliki kemampuan mendukung proses transisi energi melalui ketersediaan pasokan gas dan infrastruktur yang matang sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih menuju emisi nol pada 2060.
 
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto mengatakan dalam jangka pendek PGN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan sumber pasokan gas bumi. Langkah ini sangat strategis mengingat potensi kebutuhan gas bumi di masa depan semakin besar. Salah satunya terkait kebijakan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada 2025.
 
"Sebagai proses dari rencana penguatan bisnis tersebut, PGN telah mengintegrasikan infrastruktur di Sumatra bagian utara dan tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk meningkatkan keandalan dan fleksibilitas penyaluran gas ke seluruh segmen pasar. Pembangunan infrastruktur yang semakin terintegrasi ini menjadi prioritas utama PGN," pungkas Haryo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan