Ilustrasi uang beredar. Foto : Mi/Usman Iskandar.
Ilustrasi uang beredar. Foto : Mi/Usman Iskandar.

Kenaikan Aktivitas Kredit Dorong Uang Beredar di Desember 2021

Husen Miftahudin • 24 Januari 2022 12:50
Jakarta: Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2021 tumbuh meningkat. Posisi M2 mencapai Rp7.867,1 triliun, atau tumbuh 13,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang hanya 11,0 persen (yoy).
 
Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi komponen M1 dan uang kuasi. Adapun M1 tumbuh 17,9 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 14,7 persen (yoy), terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal, giro rupiah, maupun tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu waktu.
 
Sementara itu, peredaran uang kartal pada Desember 2021 tercatat sebesar Rp831,2 triliun, atau tumbuh sebesar 9,4 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,8 persen (yoy).

"Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan menurunnya kasus covid-19 di Indonesia pada akhir tahun 2021. Sementara itu, giro rupiah pada Desember 2021 tumbuh 32,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 23,3 persen (yoy)," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Analisis Uang Beredar Posisi Desember, dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Senin, 24 Januari 2022.
 
Selain itu, bank sentral menyampaikan pertumbuhan giro rupiah sedikit tertahan oleh perlambatan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat sebesar Rp8,3 triliun, atau tumbuh 4,6 persen (yoy). Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10,9 persen(yoy).
 
Pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,19 persen. Sementara tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu pada Desember 2021 tercatat Rp2.131,8 triliun, dengan pangsa 48,3 persen terhadap M1, atau tumbuh 13,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan November 2021 sebesar 11,9 persen (yoy).
 
Di sisi lain, uang kuasi yang memiliki pangsa 43,6 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.430,5 triliun pada Desember 2021, atau tumbuh 9,3 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7,0 persen (yoy), didorong oleh peningkatan simpanan berjangka dan giro valas.
 
"Surat berharga selain saham masih menunjukkan pertumbuhan negatif 2,3 persen (yoy), meskipun tidak sedalam pertumbuhan negatif bulan sebelumnya yang negatif 16,3 persen (yoy), terutama disebabkan oleh peningkatan kepemilikan lembaga keuangan non-bank atas surat berharga yang diterbitkan Bank dalam rupiah serta peningkatan kewajiban akseptasi rupiah bank atas korporasi non finansial," jelas Erwin.
 
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada Desember 2021 dipengaruhi oleh ekspansi keuangan pemerintah dan penyaluran kredit. Ekspansi keuangan pemerintah pada Desember 2021 tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang meningkat sebesar 37,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan November 2021 sebesar 30,4 persen.
 
Untuk peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat disebabkan oleh perlambatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah maupun valas. Sementara itu, penyaluran kredit pada Desember 2021 tumbuh 4,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.
 
"Di sisi lain, Aktiva Luar Negeri Bersih menjadi faktor penahan pertumbuhan M2 yang lebih tinggi. Pada Desember 2021, Aktiva Luar Negeri Bersih tumbuh sebesar 5,8 persen (yoy), melambat dibandingkan November 2021 sebesar 10,6 persen (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk terutama berupa cadangan devisa," pungkas Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan