Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Pemulihan Ekonomi Global, Merger dan Akuisisi Masih Marak di 2022

Arif Wicaksono • 16 Juni 2022 15:06
Jakarta: Dana Moneter Internasional atau IMF menargetkan pertumbuhan ekonomi global di kisaran 3,6 persen. Di kuartal I-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melesat 5,01 persen (year on year/yoy), termasuk yang terbesar di kawasan ASEAN.
 
Dukungan pemerintah untuk menjaga pemulihan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, sebagaimana tercantum dalam salah satu agenda utama G20, semakin memberikan stimulus bagi investasi di Indonesia, yang berdampak langsung terhadap peningkatan aktivitas Merger dan Akuisisi (M&A).
 
Advisory Leader PwC Indonesia Michael Goenawan mengatakan, pertumbuhan M&A di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari empat sektor utama yaitu telekomunikasi dan teknologi dengan total transaksi sebesar USD14,7 miliar, dilanjutkan dengan business services sebesar USD2,7 miliar, sektor transportasi sebesar USD2,2 miliar dan terakhir adalah sektor Energy, Mining, and Utilities sebesar USD2 miliar.
 
"Pertumbuhan ini tidak terlepas dari dorongan dan dukungan pemerintah melalui perubahan regulasi dan rencana pengembangan termasuk pembangunan infrastruktur," jelas dia dalam risetnya, Kamis, 16 Juni 2022.
 
Dia menjelaskan, kegiatan M&A diprediksikan akan tetap kuat sepanjang 2022, meskipun terdapat tantangan pasar dan persaingan di antara para investor seperti private equity dan perusahaan modal ventura. Iklim investasi yang positif dan optimisme regulasi memberi dorongan kuat pada peningkatan transaksi, aliran modal masuk, dan minat global ke Indonesia.
 
"Pemimpin bisnis perlu memahami posisi bisnisnya saat ini dan cara terbaik untuk menangkap peluang transaksi. Mengidentifikasi strategi transaksi dan eksekusi yang tepat, akan mengoptimalkan nilai yang dapat diberikan bagi para pemangku kepentingan," jelas dia.

Penasehat PwC Indonesia Fabio Kusuma menambahkan, dalam kondisi M&A yang aktif, nilai tidak hanya ditentukan oleh proses uji tuntas dan valuasi, melainkan juga melalui strategi penciptaan nilai yang dipertimbangkan dengan cermat semenjak tahapan pre-deal.
 
"Strategi terkait repositioning, peningkatan performa, optimalisasi aset serta pertimbangan penting lainnya seperti ESG akan memampukan investor untuk merealisasikan potensi penuh dan meningkatkan peluang keberhasilan transaksi mereka," jelas dia.
 
Kenaikan nilai akuisisi
 
Di tingkat global, pada 2021, kinerja M&A mencatat rekor, baik dalam hal volume dan nilai, dengan jumlah transaksi kesepakatan melebihi 62 ribu dan naik sebesar 24 persen dari level 2020.
 
Di Indonesia, setelah mengalami penurunan yang signifikan pada 2020 yang disebabkan oleh covid-19, jumlah transaksi dan volume M&A yang dilaporkan mengalami peningkatan yang signifikan, tertinggi selama 10 tahun terakhir. Sepanjang 2021, tercatat 103 transaksi M&A yang dilaporkan, melonjak 186 persen dibanding 2020, dengan total transaksi sebesar USD44 miliar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan