Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus ini melanjutkan tren yang telah terjadi sebelumnya. Bahkan Indonesia kini telah mengalami surplus neraca perdagangan selama 22 bulan atau hampir dua tahun sejak terakhir kali mengalami defisit sebesar USD0,38 miliar pada April 2020.
"Neraca perdagangan Indonesia pada Februari mengalami surplus sebesar USD3,83 miliar. Kalau kita lihat tren surplus ini terjadi selama 22 bulan terakhir secara beruntun Indonesia mengalami surplus perdagangan," kata dia dalam video conference, Selasa, 15 Maret 2022.
Pada Februari 2022, ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 6,73 persen dibandingkan Januari 2022. Kenaikan terjadi baik ekspor migas sebesar 10,39 persen menjadi USD0,99 miliar maupun ekspor nonmigas yang naik 6,55 persen menjadi USD19,47 miliar secara month to month (mtm).
"Sedangkan ekspor Indonesia pada Februari tadi kalau dibandingkan kondisi bulan Februari tahun lalu itu terjadi kenaikan 34,14 persen atau secara year on year (yoy). Kalau dirinci, ekspor migasnya naik 15,60 persen dan nonmigas juga naik sebesar 35,24 persen," ungkapnya.
Adapun kinerja impor Indonesia pada Februari 2022 tercatat mengalami penurunan sebesar 8,64 persen dibandingkan Januari 2022. Impor migas pada Februari 2022 tercatat sebesar USD2,90 miliar atau naik 30,19 persen, sebaliknya impor nonmigas yang mencapai USD13,74 miliar mengalami penurunan 14,05 persen.
"Harapan kita semua, semoga tren surplus ini terus terjaga di masa-masa berikutnya sehingga pemulihan ekonomi Indonesia bisa berlangsung lebih cepat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News