"Bahan baku obat kita masih impor, kita sedang pelajari yang tadinya 90 persen (impor), paling enggak 50 persen buatan Indonesia, kita coba lakukan," kata Erick dalam power lunch CNBC, Jumat, 30 Juli 2021.
Erick mengungkapkan salah satu caranya melalui pembangun pabrik petrokimia oleh PT Pertamina (Persero). Ia bilang pabrik tersebut nantinya bisa menghasilkan produk turunan petrokimia menjadi bahan baku obat paracetamol.
"Paracetamol kita sudah produksi sendiri tapi bahan bakunya belum. kita coba link and match kita lakukan," tutur dia.
Pertamina telah mengakuisisi PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sejak 2019. Saat ini perseroan tengah mengerjakan proyek revamping aromatic dan new olefi. Perseroan optimistis dapat memenuhi kebutuhan produk petrokimia nasional, khususnya paraxylene yang ditargetkan zero impor.
Proyek revamping aromatic akan meningkatkan produksi petrokimia berupa paraxylene dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun yang ditargetkan selesai pada 2022.
Sedangkan proyek new olefin yang mencakup pembangunan naphtha cracker, termasuk unit-unit downstream dengan produk polyethylene (PE) sebesar satu juta ton per tahun dan polypropylene (PP) 600 ribu ton per tahun yang ditargetkan selesai pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News