"Tidak dapat dipungkiri ada lokasi yang sulit dijangkau oleh pengelola listrik negara seperti daerah kepulauan, sehingga membutuhkan peran swasta untuk membantu masyarakat agar juga menikmati listrik," kata Mustari, disela kehadirannya di Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sulsel, di Makassar, dilansir dari Antara, Kamis, 28 Oktober 2021.
Dia menggambarkan, tingkat elektrifikasi di Sulsel sudah sekitar 98 persen dari target nasional 99,9 persen pada akhir 2021. Hanya saja, masih terdapat ketidakseimbangan antara warga di daratan dan pesisir dalam menikmati energi listrik.
Pasalnya, sesuai aturan kewajiban untuk melistriki seluruh wilayah itu menjadi kewenangan dan dikuasai oleh PT Pembangkit Listrik Negara (PLN). Sekarang ini, ada upaya memodifikasi aturan tersebut untuk memberi ruang bagi swasta, di luar PLN boleh mengusahakan listrik.
Kendalanya di lapangan, investasi infrasturuktur listrik itu mahal, sementara PLN yang memiliki kewajiban secara mandatori itu wajib mengaliri listrik semua wilayah, bukan hanya di wilayah perkotaan saja. "Jadi kini pihak swasta harus diberi ruang untuk berinvestasi dalam membantu pengadaaan listrik," katanya.
Sedikitnya terdapat dua tantangan, dengan rasio elektrifikasi bukan di tingkat desa, tetapi di skala rumah tangga dan sudah semua harus dialiri listrik. Selain itu, listrik yang digunakan harus ramah lingkungan, juga andal dan berkesinambungan, sehingga ke depan dapat membantu pemerintah dalam mencapai target bauran energi 23 persen pada 2025.
"Target bauran energi 23 persen itu termasuk untuk sektor transportasi dan industri masih cukup berat, karena mobil listrik saat ini belum membumi, masih lebih banyak yang menggunakan energi fosil, begitu pula industri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id