Gedung Kementerian Perindustrian. FOTO: Setkab
Gedung Kementerian Perindustrian. FOTO: Setkab

Pacu Peningkatan TKDN oleh IKM, Kemenperin Kembali Gulirkan Dana Kemitraan

Suci Sedya Utami • 13 September 2021 13:21
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memacu produktivitas dan daya saing industri nasional. Langkah ini dilakukan guna meningkatkan penggunaan produk dalam negeri sekaligus mendongkrak kemampuan industri di Tanah Air.
 
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan untuk mencapai sasaran tersebut salah satu upaya Kemenperin adalah mendukung program TKDN dengan meningkatkan kualitas produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi (DAPATI).
 
"Program konsultansi teknologi DAPATI ini diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk IKM," kata Doddy, dalam keterangan resminya, Senin, 13 September 2021.

Menurut Doddy, optimalisasi teknologi serta rekayasa proses dan produk akan dapat meningkatkan penggunaan bahan baku sumber daya alam atau hasil industri hulu menjadi pendukung utama produk-produk industri dalam negeri.
 
Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk menaikkan nilai TKDN menjadi 50 persen pada 2024 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
 
"DAPATI merupakan program yang dikembangkan oleh Kemenperin melalui BSKJI untuk membantu meningkatkan kemampuan pelaku IKM dalam meningkatkan kualitas produknya," ujar dia.
 
Program DAPATI merupakan pemberian bantuan pendanaan berupa sebagian biaya yang diperlukan untuk pelayanan jasa konsultansi teknis guna menyelesaikan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi IKM dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian industri.
 
"Skema pembiayaan DAPATI adalah 75:25 persen, dengan maksimal 75 persen pendanaan berasal dari APBN melalui BSKJI dan 25 persen sisanya merupakan pembiayaan oleh IKM itu sendiri," imbuh Doddy.
 
Pada 2020, terdapat dua IKM pengolahan atsiri yang mendapatkan pendampingan dari Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) yaitu PT Pemalang Agro Wangi terkait kemasan serta perolehan izin edar dan CV Virly beserta kelompok tani atsiri di kecamatan Lunang yang juga mendapatkan pendampingan terkait kemasan dan pembuatan personal care  berbasis atsiri.
 
"Untuk mendukung kegiatan pendampingan, BBKK melakukan kegiatan optimalisasi teknologi yang berfokus pada eksplorasi pemanfaatan bahan alam yang ada di Indonesia untuk pengembangan teknologi kemasan pintar. Diharapkan industri memanfaatkan teknologi tersebut sebagai upaya menuju industri nasional yang berdaya saing tinggi," pungkas Doddy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan