Ketahanan ekosistem digital menjadi kunci agar Indonesia mampu menghadapi ancaman siber. Foto: Freepik
Ketahanan ekosistem digital menjadi kunci agar Indonesia mampu menghadapi ancaman siber. Foto: Freepik

Ketahanan Digital jadi Isu Penting di Tengah Perkembangan Teknologi Baru

Rizkie Fauzian • 14 September 2025 13:11
Jakarta: Di tengah percepatan transformasi digital, ketahanan ekosistem digital menjadi kunci agar Indonesia mampu menghadapi ancaman siber, perkembangan kecerdasan buatan (AI), hingga teknologi kuantum yang bergerak cepat. Tantangan ini menuntut kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk memastikan keamanan, privasi, serta keberlanjutan digital nasional.
 
Semangat itulah yang mewarnai forum Digital Resilience Summit 2025 bertema “Integrating Cybersecurity, AI, Quantum & Privacy for Enterprise Resilience”, yang digarap Peruri bersama PT Xynexis International. Acara tersebut mempertemukan pemimpin industri, regulator, akademisi, dan komunitas teknologi untuk membahas isu-isu krusial dalam membangun ketahanan digital bangsa.
 
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingnya membangun ekosistem digital yang tangguh. Indonesia adalah salah satu komunitas digital terbesar di dunia dengan nilai ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai USD109 miliar pada 2025.

"Namun, di balik potensi itu, kita menghadapi ancaman serius seperti serangan siber yang menargetkan sektor strategis. Kita harus lebih siap menghadapi tantangan ini bersama-sama,” ujar Kartika dikutip Minggu, 14 September 2025.
 
Baca juga: Agen AI Jadi Motor Baru Ekonomi Digital Asia Tenggara

Sementara itu, Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya menegaskan bahwa acara ini adalah momentum strategis bagi Peruri. Digital Resilience Summit 2025 menjadi wadah strategis bagi Peruri untuk memperkuat kontribusi dalam membangun ekosistem teknologi dan keamanan digital di Indonesia.
 
"Di era disrupsi yang penuh risiko, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar kedaulatan digital Indonesia tetap terjaga,” kata Dwina.
 
CEO PT Xynexis International, Eva Noor, menambahkan bahwa topik besar seperti keamanan siber, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), quantum computing, dan privasi data harus dikerjakan secara terintegrasi.
 
“Forum ini menjadi ruang bersama bagi pemerintah, industri, dan akademisi untuk mencari solusi konkret agar Indonesia benar-benar siap menghadapi masa depan digital,” ujar Eva.

Tata kelola keamanan digital

Ketahanan Digital jadi Isu Penting di Tengah Perkembangan Teknologi Baru
Digital Resilience Summit 2025 yang digelar Peruri bersama PT Xynexis International. (Foto: Peruri)
 
Hari pertama acara menghadirkan empat panel strategis yang membahas cybersecurity, AI & quantum readiness, regulasi & kebijakan, serta inovasi ekosistem digital. Sedangkan hari kedua difokuskan pada masterclass yang berfokus pada integrasi teknologi mutakhir dengan tata kelola keamanan digital.
 
“Kalau kita melihat sebenarnya ancaman AI dan kuantum itu kan terjadi setiap hari, tapi dengan perubahan teknologi kita harus ready," ujar Direktur Digital Business Peruri, Farah Fitria Rahmayanti.
 
Farah menekankan masterclass ini digelar untuk memperkuat pemahaman semua pihak dalam menghadapi risiko digital seperti serangan siber dan deepfake. Ia menyebut jika tidak siap maka apa yang sudah dibangun akan mudah diserang. 
 
“Dengan ini makanya kita buat masterclass untuk memastikan kita bisa mengintegrasikan cyber security, AI, dan kuantum teknologi agar data privacy tetap terjaga,” tambah Farah.
 
Farah juga menyampaikan pentingnya peran regulator dalam menetapkan standar tata kelola dan etika penggunaan teknologi. Ia mengingatkan teknologi selalu punya dua sisi, ancaman sekaligus peluang.
 
“Regulator perlu menetapkan standar-standar bagaimana governance dan etika bisa dilaksanakan,” ungkap dia.
 
Digital Resilience Summit 2025 menjadi simbol nyata transformasi Peruri dari pencetak uang menjadi pilar kepercayaan digital Indonesia. Melalui perannya sebagai GovTech Indonesia, Peruri menghadirkan solusi digital terintegrasi yang memperkuat tata kelola pemerintahan dan identitas digital nasional.
 
“Dari uang kertas menuju kepercayaan digital, perjalanan Peruri adalah wujud komitmen kami mendukung kedaulatan bangsa di era digital,” tutup Dwina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan