"Industri ini tak terlalu terdampak, jika terjadi guncangan ekonomi, termasuk oleh pandemi. Di samping itu, CPO juga menjadi komoditas yang serba guna. Kebutuhan akan minyak sawit terbilang tinggi tak hanya di sektor pangan, tetapi juga untuk biodiesel dan oleochemical," kata Eusebius, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 1 Mei 2023.
Kebutuhan minyak sawit terus meningkat
Indonesia menempati posisi dominan di dunia sebagai negara produsen minyak sawit. Meski kebutuhan minyak sawit terus meningkat, rata-rata panen menurun. Alasan utamanya, produktivitas pohon sawit terbilang rendah. Akibatnya, target yang ditetapkan pemerintah sulit dicapai, karena performa produktivitas rendah dalam rentang dua tahun terakhir.Permintaan minyak sawit masih banyak untuk memenuhi kebutuhan ekspor, tetapi itu pun menurun karena transportasi yang sulit akibat pandemi. Ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa tingkat ekspor sudah membaik, karena kebutuhan yang meningkat setelah terjadinya konflik antara Ukraina dan Rusia.
Baca: Walau Tahun Ini Terasa Berat, Investasi Masih Tumbuh 16,5% Lho! |
"Pasar ekspor masih terkonsentrasi pada Tiongkok, India, dan Pakistan. Sementara itu, negara Eropa justru menunjukkan penurunan permintaan," tukasnya.
Konsumsi domestik yang meningkat untuk makanan dan biodiesel membuat Indonesia juga menjadi konsumen sawit terbesar. Ini menunjukkan bahwa Indonesia punya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap biodiesel sebagai keamanan energi. Namun, Indonesia menghadapi situasi yang sulit. Tak bisa dipungkiri harga biodiesel berada di atas harga bensin.
"Memproduksi biodiesel dengan harga ekonomis menjadi tantangan besar. Diperlukan peran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk mengelola situasi ini agar minyak sawit bisa terus memainkan peran besar bagi ekonomi Indonesia, terutama di bidang energi," tuturnya.
Ia menambahkan Indonesia masih sangat tergantung pada konsumsi minyak sawit yang terus meningkat. Resesi global tidak akan terlalu berpengaruh terhadap market yang terus bertumbuh. Harapannya, tahun ini harga sawit akan meningkat, dengan sebelumnya sempat cenderung menurun.
"Ketika terjadi konflik antara Ukraina dan Rusia, orang berpikir bahwa harga sawit akan naik. Kenyataannya, justru sebaliknya," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News