Kegiatan ini merupakan agenda rutin para praktisi human resources setiap perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI guna membuka pola pikir dan bertukar informasi tentang perkembangan yang terjadi saat ini pada ruang lingkup sumber daya manusia.
“Saat ini teknologi sangat berperan pada setiap aktivitas untuk menunjang pekerjaan. Inilah saatnya kita untuk mengembangkan sumber daya manusia kita untuk dapat terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman yang dinamis dan berdampingan dengan kemajuan teknologi saat ini,” kata Ketua Bidang Pengembangan dan Pelatihan SDM dan R&D AAJI, David Nolan.
Pengambilan tema “Future of Work”, didasari dengan perubahan budaya dan kebiasaan di dunia kerja pada saat ini. Pandemi covid-19 telah membawa sebagian besar masyarakat ke era internet of things, di mana segala aktivitas dan perilaku manusia mengalami perubahan yang begitu luas dan tentunya memerlukan pemahaman baru dari berbagai sisi.
Dengan adanya internet of things, tidak ada cara lain bagi industri selain terus berinovasi dan bertransformasi dari berbagai aspek, di antaranya SDM untuk mempertahankan dan memperkuat bisnisnya. Kemudian, menyeimbangkan kondisi perkembangan pasar, inovasi industri asuransi perlu dibawa ke arah digitalisasi.
Secara umum, digitalisasi di industri keuangan bukan hal baru. Penggunaan mobile banking dan pembayaran secara cashless sangat umum ditemukan di berbagai tempat. Industri asuransi jiwa perlu berbenah dan bersiap-siap untuk segera menerapkan hal yang sama dalam menjalankan bisnisnya.
Digitalisasi perlu didukung dengan penguatan kualitas SDM yang harus mampu secara cepat bertransformasi dengan cara kerja yang mendukung digitalisasi.
Seminar ini menghadirkan para speakers yang handal dalam strategi dan pengembangan sumber daya manusia di era digital, di antaranya kita akan membahas bagaimana tantangan di era metaverse untuk industri, hingga bagaimana pentingnya pengelolaan data bagi pengembangan organisasi di suatu perusahaan.

(Foto:Dok.AAJI)
Stephen Ng pembicara pada sesi pertama dari Nusameta berbicara mengenai “The Impact Of Metaverse In Insurance Industry.” Pada tema ini, disampaikan apa yang dimaksud dengan era metaverse, apa yang menjadi trend para era metaverse dan bagaimana tantangan dan peluang pada era metaverse dalam ranah sumber daya manusia.
“Covid-19 telah mengubah secara signifikan bagaimana dunia berkerja, teknologi mengambil peran lebih dominan dan setiap individu harus dapat dengan cepat beradaptasi,” kata Stephen Ng.
Randeep Singh selaku COO HONO HR yang berasal dari India melanjutkan sesi pemaparan dengan materi “People Analytics”. Dia menyebutkan perubahan yang diberikan dari adanya pergantian zaman dan tren maka seorang praktisi human resources karyawan adalah salah satu aset paling berharga yang harus dengan baik dikembangkan.
“Human resources harus mampu melakukan collect data untuk para karyawannya dan mengolahnya hingga mengembangkan bakat dari seorang karyawannya (employee development). Strategi pengembangan karyawan yang dipikirkan dengan cermat penting di berbagai tingkatan. Dan ketika dijalankan dengan baik, itu dapat menghasilkan banyak manfaat bagi semua pihak terkait, termasuk karyawan, manajer SDM, dan organisasi yang lebih luas,” ujar Randeep Singh.
Candy Dai dan Isdar Andre Marwan dari PT Mercer Indonesia melanjutkan pemaparan dengan tema “Key people consideration in merger & acquisition and Separation and talent trend.” Pada sesi ini pembahasan mengarah pada bagaimana memahami perubahan ranah talent di industri asuransi mengikuti dengan apa yang terjadi pada global talent.
“Tahun ini para praktisi sumber daya manusia menghadapi berbagai tantangan, salah satunya peningkatan kecepatan dalam berinovasi diperlukan untuk mampu beradaptasi di era digital. Saat ini insurtech telah hadir pada industri asuransi, hal ini menjadi salah satu strategi dalam peningkatan fokus pada pelanggan, teknologi terdepan, penawaran yang lebih fleksibel, dan tarif yang lebih baik. Namun dapat menjadi tantangan bagi para individu tradisional yang mana memaksa untuk memikirkan kembali strategi untuk dapat bertahan di era digital,” katanya.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi berkelompok mengambil model Focus Group Discussion (FGD), peserta dibagi ke dalam empat, yaitu Culture and Job Fit, Productivity and Rewards, Development, serta Well Being.
Perwakilan Dewan Pengurus dan Ketua HR Forum Industri Asuransi Jiwa, Eben Eser Nainggolan dalam closing remarksnya mengatakan bahwa harapannya dengan adanya HR Summit ini dapat menjadi wadah para praktisi Human Resources dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
“Melalui diskusi hari ini, diharapkan dapat menjawab akan kebutuhan industri dalam peningkatan sumber daya manusia yang mampu berinovasi berbasis digital. Sehingga para praktisi Human resource dapat menciptakan dan menerapkan kebijakan-kebijakan di perusahaan yang pada akhirnya mampu menciptakan sumber daya manusia di industri asuransi jiwa yang dapat berkontribusi dalam membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan bertalenta global,” katanya.
HR Summit AAJI 2022 didukung oleh para sponsor perusahaan Human resource nasional maupun internasional, yakni HONO Indonesia, PT Mercer Indonesia, PT Willis Towers Watson Indonesia, PT Veris, PT Momenta Indonesia, PT TMF Indonesia, TMF, Global Excel Indonesia (PT Prima Sarana Jasa), dan PWC Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News