Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan tahun lalu perseroan mengimpor LPG 5,8 juta metrik ton. Ia mengatakan peningkatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang diperkirakan meningkat di tahun ini.
"Pada tahun lalu, kami mengimpor LPG sebesar 6,2 juta metrik ton. Sedangkan di 2019 kami mengimpor 5,8 juta metrik ton," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.
Nicke menjelaskan kebutuhan di dalam negeri belum mampu dipenuhi dari produksi kilang di dalam negeri. Namun demikian, produksi di tahun ini, kata Nicke lebih baik dibanding tahun lalu. Namun dirinya tidak menyebutkan perkiraan angka yang akan diproduksi di tahun 2021.
Sapanjang 2020, produksi LPG di kilang Pertamina sebesar 912 ribu metrik ton, naik dari posisi 2019 yang sebesar 889 ribu metrik ton.
"Sedangkan dari kilang domestik lainnya pada tahun lalu produksi 929 ribu metrik ton dan kilang pertamina sebesar 912 metrik ton," ujar Nicke.
Konsumsi LPG Subsidi
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga (Subholding Commercial and Trading Pertamina) Mas'ud Khamid konsumsi LPG subsidi tahun ini diperkirakan sebesar 7,5 juta metrik ton, meningkat dari tahun lalu sebesar 7,14 juta metrik ton.
"LPG subsidi ini terus meningkat dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan juga target penerima PSO. Jadi tiap tahun ada pertumbuhan 4,5-5 persen. 2021 ini terjadi kenaikan lima persen dari 7,14 menjadi 7,5 juta metrik ton," ujar Mas'ud di lokasi yang sama.
Mas'ud mengatakan meningkatnya alokasi subsidi LPG salah satunya dikarenakan tidak adanya regulasi yang memuat soal kriteria penerima elpiji bersubsidi ini. Pertamina selaku penyalur hanya bisa menjalankan penugasan dari Pemerintah.
"Pertama, regulasi yang ada selama ini belom ada penegasan kriteria konsumen penerima. Segman rumah tangga dan UMKM. Besarannya juga yang bisa diterima. Program LPG ini bermula darikonversi minyak tanah ke LPG, ini jadi semua dapat konversi ini," ujar Mas'ud.
Lebih lanjut, untuk penjualan LPG nonsubsidi, Pertamina mentargetkan bisa menjual sebesar 1,6 juta metrik ton. Mas'ud berharap masyarakat bisa beralih dari penggunaan LPG bersubsidi ke LPG nonsubsidi agar bisa meringankan beban subsidi APBN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News