Ilustrasi ritel modern - - Foto: MI/ Rommy Pujianto
Ilustrasi ritel modern - - Foto: MI/ Rommy Pujianto

Aprindo: Industri Ritel Modern Masih Belum Pulih

Husen Miftahudin • 07 November 2020 19:10
Jakarta: Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan daya beli masyarakat di industri ritel modern hingga saat ini masih belum pulih. Hal ini tercermin dari hasil survei penjualan eceran pada periode Agustus 2020 yang mengindikasikan masih dalam fase kontraksi.
 
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), penjualan eceran yang terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2020 tercatat sebesar 196,6. Angka ini tumbuh sebesar minus 9,2 persen (yoy), membaik dari minus 12,3 persen (yoy) pada Juli 2020.
 
"Jadi situasinya memang belum normal dan underperformed sekali, indeks penjualan riil selama bulan ke bulan masih minus di bawah minus 10," ujar Roy dalam acara Polemik Trijaya tentang Efek Resesi di Tengah Pandemi yang juga disiarkan secara virtual, Sabtu, 7 November 2020.

Meskipun kondisi penjualan eceran pada periode Agustus 2020 mengalami perbaikan ketimbang bulan sebelumnya, namun masih berada pada level yang terkontraksi. "Kondisinya ada kontraksi positif, tetapi kontraksinya itu masih single digit antara lima persen sampai enam persen," paparnya
 
Roy menjelaskan bahwa aktivitas ekonomi di masa pandemi covid-19 paling jelas terasa di industri ritel modern. Pada saat pemerintah mengumumkan bahwa covid-19 itu sudah ada di Indonesia di pertengahan Maret 2020, kondisi ritel modern justru penuh sesak.
 
"Pada saat pengumumannya, itu situasinya sempat terjadi panic buying. Tapi pada saat itu kita justru berada dalam posisi yang bagus dalam dua sampai tiga hari pertama (pengumuman adanya covid-19 di Indonesia)," urainya.
 
Setelah pengumuman, kelompok golongan yang memiliki daya konsumsi tinggi memborong sejumlah barang-barang. Kelompok ini juga membeli bahan-bahan makanan dan minuman yang sangat signifikan.
 
Bahkan dalam berbagai kesempatan, industri menekankan kepada masyarakat untuk tidak khawatir dan takut kehabisan stok. Pelaku ritel modern Indonesia memastikan kesiapannya untuk melayani dan menyediakan barang-barang dan kebutuhan masyarakat.
 
"Tetapi setelah itu sampai dengan hari ini belum kembali, belum dalam posisi yang normal kembali. Dari indeks penjualan riil yang disurvei Bank Indonesia juga terlihat bahwa memang konsumsi ini menjadi suatu hal yang fenomena untuk bangsa kita," pungkas Roy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan