Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan setiap tahun produksi pakaian untuk momentum Lebaran diproduksi dari tiga sampai empat bulan sebelumnya. Hal ini lantaran kenaikan pembeli bisa meningkat beberapa kali lipat dibandingkan hari biasa.
"Rata-rata kain dan baju udah siap untuk Lebaran tapi permasalahannya saat ini daya beli menurun terus, Pasar Tanah Abang dan shopping mall juga ditutup," kata Jemmy kepada Medcom.id, Selasa, 31 Maret 2020.
Menurutnya jaringan penjualan bisnis pakaian yang terganggu turut berimbas pada distribusi barang dari pabrik. Bahkan banyak pesanan ditunda dan dibatalkan sejak Maret lalu.
"Teman-teman ini di bulan awal Februri semangat membuat stok untuk kebutuhan Lebaran terutama pakaian tinggi, tapi dengan problem korona ini semangat mereka berkurang," ucap Jemmy.
Saat ini seluruh pelaku usaha di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mulai beralih ke lini bisnis pembuatan alat pelindung diri (APD) seperti baju hazmat dan masker.
"Barang pakaian jadi sekarang masih di pabrik dengan stok cukup banyak, di agen dan di temen-temen Pasar Tanah Abang juga banyak. Kami berharap Indonesia bisa cepat bersatu supaya kita bisa melewati musibah nasional ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News