Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Ini Alasan Kenapa Kita Mesti Waspadai Rekam Jejak Digital, Cekidot!

Husen Miftahudin • 08 Mei 2024 20:39
Pasuruan: Ruang digital memang membuat semua ekspresi berlangsung makin mudah dan makin bebas, meski tentu bukan tanpa batas. Sebab, semua yang pernah kita posting lewat beragam akun media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Tiktok, akan membawa dua risiko.
 
"Yang positif, berdampak pada portofolio dan personal branding, juga jejak digital yang baik, sehingga masa depan jadi gilang-gemilang dengan banyaknya tawaran dan peluang. Tapi kalau negatif, gegara konten dan komentar yang tidak baik, jejak digital kita akan cemar dan merusak masa depan. Jadi, mari rawat jejak digital kita agar selalu positif," ucap Inta Oceania, pembicara webinar literasi digital, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 8 Mei 2024.
 
Adapun, webinar literasi digital untuk segmen pendidikan itu digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Pasuruan.
 
Sementara itu, Manajer Marketing Compass Publishing Indonesia Femikhirana mengingatkan para siswa untuk tidak mudah berbagi data pribadi di ruang digital. Kalau perlu, untuk akun yang bersifat publik, pakai saja nama samaran dan foto boleh pakai avatar.
 
"Ini lebih aman dari ancaman penjahat digital yang suka menduplikasi data pribadi untuk melakukan tindak kejahatan yang tak kita duga. Kini, sering terjadi, data pribadi kalian dijadikan bahan untuk mengajukan pinjaman online (pinjol). Orang lain yang pakai pinjamannya, salah-salah kalian yang bayar angsurannya," ujar Femikhirana.
 
Ia menambahkan, kalau cuma mau pamer punya KTP atau paspor baru, tolong sembunyikan (hidden) atau blur fotonya. Jangan publikasikan data pribadi tersebut di ruang digital.
 
Bahaya, karena risikonya repot di dunia nyata. Jangan pula gampang menyetujui pertemanan pada orang yang tak dikenal. Kalau tak kenal, lebih aman blokir.
 
"Ini cara mudah menghindari phising dan spaming, dua kejahatan digital yang kini makin marak," tutur Femikhirana mengingatkan.
 
Baca juga: Sering Main Medsos? Pahami Juga Hak Cipta Konten Digital
 

Kedepankan manusia digital yang berketuhanan

 
Di sisi lain, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar-Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Mochamad Syafii mengatakan, jadilah bijak saat hendak mengunduh karya orang lain.
 
Etika dan tata krama dalam mengunduh karya mesti dipatuhi. Sebab, meski berinteraksi di ruang digital, kita tetap manusia digital yang berketuhanan. Sehingga, mesti jaga kejujuran saat mengambil karya orang lain.
 
"Kalau kejujuran kita jaga, kita bisa memanfaatkan teknologi sebagai anugerah dan memanfaatkan secara positif. Dengan begitu, kita bisa mengatur teknologi untuk kepentingan dan keluhuran budi kita sebagai manusia bermartabat. Jangan mau jadi korban kemajuan teknologi yang merusak kehidupan kita di masa datang," pesan Syafii.
 
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Pasuruan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang 'Makin Cakap Digital'.
 
Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kemenkominfo berharap kegiatan ini mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024.
 
Tahun ini, program literasi digital Kominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan