Ilustrasi karyawan. Foto: Medcom.id.
Ilustrasi karyawan. Foto: Medcom.id.

Perusahaan Alih Daya Bidik Kerja Sama dengan Perusahaan BUMN

Arif Wicaksono • 29 Februari 2024 10:52
Jakarta: Perusahaan penyedia jasa Sumber Daya Manusia (SDM) menyatakan akan mulai memperbesar pendapatan dengan mencari sejumlah klien baru pada tahun ini. Bisnis perusahaan alih daya semakin meningkat setelah kepastian pemilu muncul.
 
baca juga: RI-Australia Jajaki Kolaborasi Peningkatan Pembangunan SDM

PT Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS) yang merupakan anak Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank Rakyat Indonesia (YKP BRI) dan Dana Pensiun BRI itu akan berusaha membidik kenaikan porsi klien diluar BRI dari yang jumlahnya 30 persen menjadi 35 persen dengan tender kepada sejumlah perusahaan pelat merah.
 
"Kami akan menaikkan pendapatan dari luar pemegang saham kami BRI. Kami bidik enam industri, finance, oil and gas, Multinational Company (MNC) dan saya bicara perusahaanya kita lagi masuk tender dengan Antam, Kimia Farma, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian-kementerian dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," kata Direktur Utama PKSS Revi Rizal Latif dikonfirmasi Kamis, 29 Februari 2024.
 
Dia mengatakan kenaikan kontribusi pendapatan dari non BRI akan menopang pendapatan perusahaan pada tahun depan. Pendapatan akan selaras dengan pertumbuhan ekonomi indonesia yang diperkirakan akan mencapai sebesar diatas lima persen pada tahun ini.

"Indonesia memiliki pasar tenaga kerja yang luas dengan banyaknya tenaga honorer pemerintah yang harus sudah melakukan penyesuaian sistem kerja. Potensinya sebesar 1,8 juta karyawan yang siap menjadi kile potensial baru dari PKSS pada tahun ini," jelas dia.
 
Dia juga mengatakan sudah membuka pembicaraan dengan berbagai cabang BRI di luar negeri seperti di Hong Kong, New York, Singapura, sehingga pihaknya membuka peluang untuk siap go internasional dengan klien BRI di luar negeri.
 
Dalam bisnis konsultan SDM, perusahaan alih daya menyambut positif perubahan status karyawan menjadi karyawan tetap karena akan membuktikan hasil pelatihan yang diberikan cukup mumpuni sehingga memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
 
"Banyak juga yang diangkat jadi karyawan BRI, kami bukan hanya mencari untung tetapi proses ke jenjang lebih baik. Pekerja yang sudah lama sudah memberikan value maka kami senang pegawai kami jadi karyawan tetap," jelas dia.
 
PKSS merupakan salah satu perusahaan alih daya terbesar di Indonesia. Revi mengatakan bisnis PKSS konsisten tumbuh dan sudah profit sejak awal berdiri pada 1999.
 
Perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,03 triliun pada 2023, tumbuh 105 persen secara tahunan (year on year/yoy). Adapun laba yang dibukukan mencapai Rp 222,8 miliar atau melonjak 123,3 persen secara yoy.
 
Revi melihat potensi pertumbuhan bisnis PKSS masih sangat besar. Apalagi, berbagai sektor industri saat ini tengah berupaya meningkatkan efisien, termasuk di industri keuangan yang menjadi salah satu sektor yang jadi fokus PKSS. Di industri perbankan, kata dia, salah satu strategi menurunkan BOPO adalah melakukan efisiensi dari sisi SDM lewat alih daya tenaga kerja.

Peluang di balik perampingan sejumlah bank

Direktur Bisnis PKSS Rahman Arif menambahkan perusahaan tetap akan menjajaki klien potensial di sektor perbankan walaupun banyak bank menutup kantornya. "Ada peluang walaupun bank-bank tutup kantor cabang dengan menggenjot posisi yang akan terus tumbuh dan dibutuhkan seperti penagihan atau marketing," jelas dia.
 
PKSS mengembangkan sumber daya manusia perusahaan mitra dengan tiga solusi terpadu, yakni Manpower Outsourcing (MPO), Business Process Outsourcing (BPO) dan Knowledge Process Outsourcing (KPO).
 
Rahman menjelaskan PKSS selalu menyediakan infrastruktur dengan berinvestasi kepada manusia. Perusahaan melakukan ini dengan menyelenggarakan training serta program priority untuk mengisi pemimpin-pemimpin cabang di sejumlah bank.
 
"Kami memiliki 34 jaringan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia dan sudah teruji mengelola sumber daya manusia lebih dari 50 ribu pekerja dan bersinergi dengan lebih dari 300 perusahaan baik BUMN, perusahaan swasta nasional maupun multinasional," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan