VP of Corporate Secretary Fandy Dewanto mengatakan, pendapatan usaha segmen precast mengalami peningkatan sebesar 113 persen secara year on year (yoy). Kenaikan ini membuat penurunan pada Beban Non Contributing Plant WSBP secara signifikan sebesar 71 persen (yoy) atau Rp23,26 miliar tahun ini.
“Proyek-proyek baru yang didapatkan oleh WSBP menjadi katalis peningkatan produktivitas di masing-masing precast plant aktif sehingga berpengaruh pada peningkatan pendapatan usaha,” kata Fandy dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 3 Mei 2024.
Produk Precast yang diproduksi oleh WSBP digunakan untuk beberapa proyek, seperti pembangunan Jalan Tol Serang - Panimbang Seksi III, Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi Paket 3, Jalan Tol IKN Seksi 3A-2 : Segmen Karang Joang-KKT Kariangau, Bendungan Mbay, dan lain sebagainya.
“Penurunan pada Beban Non Contributing Plant juga disebabkan oleh adanya optimalisasi biaya atas kegiatan produksi yang dilakukan serta pengurangan biaya yang tidak memberikan dampak langsung dalam proses produksi,” ujarnya.
Baca juga: Jaga Kepercayaan Publik, Waskita Perkuat Tata Kelola Perusahaan |
Optimalisasi bisnis
WSBP melakukan optimalisasi utilisasi pada precast plant dengan cara mengubah fokus penjualan dari internal-centered strategy menjadi agile agar mampu bersaing di pasar eksternal, Job Mix Formula (JMF) dalam proses produksi untuk sehingga pengiriman produk dapat sesuai dengan jadwal yang telah disetujui, melakukan Vendor Canvassing, serta melakukan aset disposal pada unit bisnis dengan utilisasi rendah.“Ke depannya, WSBP akan terus mencari peluang proyek-proyek eksternal untuk menyuplai produk precast unggulannya sebagai langkah mengoptimalkan produktivitas di unit produksi sehingga target pendapatan usaha di tahun 2024 dapat tercapai,” ungkap dia.
Dengan adanya penambahan kontrak baru, Fandy mengungkapkan, total kapasitas masing-masing precast plant WSBP masih mencakupi untuk memproduksi produk precast untuk disuplai ke proyek nantinya. Dengan ini, WSBP dapat terus berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur baik di Indonesia maupun mancanegara.
“Kinerja baik WSBP berjalan beriringan dengan penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan yang baik guna mendapatkan proyek-proyek yang memang memiliki tingkat kesehatan keuangan yang baik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News