Ilustrasi LPG 3 Kg. Foto: Dokumen Pertamina
Ilustrasi LPG 3 Kg. Foto: Dokumen Pertamina

Kalau Nggak Direm, Kuota LPG Subsidi 3 Kg Tahun Ini Bisa Jebol

Insi Nantika Jelita • 14 Juni 2023 20:28
Jakarta: Tren penjualan LPG subsidi 3 kilogram (kg) atau public service obligation/PSO semakin meningkat. Diperkirakan hingga akhir tahun penyaluran LPG subsidi akan melebihi kuota dari penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang sebesar delapan juta metrik ton (MT) di tahun ini. 
 
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, pada Mei 2023 saja penyaluran LPG PSO meningkat lima persen dibandingkan Mei 2022 dan lebih besar 8,4 persen dibanding dengan kuota Januari-Mei 2023. 
 
Tercatat penyaluran LPG 3 kg sudah menembus 3,32 MT hingga Mei 2023 atau setara 41,6 persen dari kuota yang ditetapkan. 
 
"Prognosa kami di akhir 2023 akan over 2,7 persen. Artinya prognosa kami itu bukan delapan juta MT, tapi realisasinya akan bergeser ke 8,2 juta MT LPG 3 kg," jelas Alfian dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Rabu, 14 Juni 2023. 
 
Baca juga: Kuota LPG 3 Kg Diusulkan 8,3 Juta MT dalam RAPBN 2024
 
Alfian menjelaskan realisasi penyerapan subsidi untuk penyaluran gas tabung melon sudah mencapai Rp34 triliun hingga Mei 2023. Sementara untuk anggaran yang disiapkan penyaluran LPG subsidi hingga Desember 2023 mencapai Rp117 triliun. Pertamina pun memproyeksikan prognosa penyerapan penyaluran anggaran LPG 3 kg sebesar Rp85,45 triliun. 
 
"Jadi masih ada kelebihan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) di 2023. Dengan kelebihan DIPA 32,4 triliun ini bisa mengkompensasi yang over kuota 2,7 persen tersebut," jelasnya. 
 
Berdasarkan kuota saat ini, seluruh regional marketing LPG PSO Pertamina diperkirakan mengalami over kuota di akhir tahun dengan total 102,9 pesen dari kuota APBN delapan juta MT. 
 
Regional itu seperti Sumatra bagian utara (Sumbagut), Sumatra bagian selatan (Sumbagsel), Jawa bagian barat (JBB), Jawa bagian timur (JBT), Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Kalimantan, dan Sulawesi.  
 
Alfian menuturkan penyaluran LPG PSO di 2024 juga akan naik dua persen dibandingkan 2023 menjadi 8,38 juta MT. 
 
Sementara itu, untuk penjualan LPG non PSO alias bukan subsidi mengalami penurunan akibat disparitas harga yang tinggi. Dalam setahun terakhir, Alfian menerangkan penjualan LPG non PSO terus menerus turun. 
 
Di 2019, penyaluran LPG non PSO sebesar 660 ribu MT, kemudian di 2020 sebesar 620 ribu MT, lalu sebanyak 600 ribu MT di 2021 dan 2022 sebesar 460 ribu MT. 
 
Dalam setahun terakhir penjualan barang ini turun 21 persen. "Realisasi year to date sampai Mei 2023, penyaluran elpiji non PSO rumah tangga hanya 150 ribu MT. Ini akibat disparitas harga tinggi," ujarnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan