Narasumber yang hadir dari KB Bukopin yaitu Presiden Direktur Woo Yeul Lee)**, Wakil Presiden Direktur Robby Mondong, Direktur Keuangan Seng Hyup Shin, Direktur Operasi Helmi Fakhrudin, Direktur Kepatuhan Dodi Widjajanto, Direktur SME & Wholesale Yohanes Suhardi dan Direktur IT Young Eun Moon)**.
** Efektif sejak ditetapkan oleh Perseroan setelah memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam POJK No. 27/POJK.03/2016; POJK No. 37/POJK.03/2017 dan/atau Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku.
KB Bukopin yang didukung penuh oleh KB Financial Group selaku Ultimate Shareholder yang memiliki kekuatan modal, kekuatan merek, basis nasabah terbesar dan jaringan yang luas di beberapa negara diyakini akan memberikan solusi keuangan yang optimal kepada seluruh stakeholdernya melalui kolaborasi di antara 13 anak perusahaan yang dimilikinya.
“Era Baru KB Bukopin telah dimulai, setelah melalui serangkaian proses transformasi yang penuh dengan tantangan dalam beberapa tahun terakhir. KB Bukopin siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya, salah satunya dengan menjadi clean bank di tahun 2023,” kata Wakil Presiden Direktur KB Bukopin Robby Mondong.
KB Bukopin menargetkan akan menjadi bank bersih di tahun depan sesuai dengan ketentuan regulator dengan menjual kredit macet sekitar Rp10 triliun. Penjualan kredit bermasalah tersebut akan dilakukan melalui berbagai skema, baik yang sudah pernah dilakukan maupun opsi-opsi penyelesaian lainnya.
“Arah strategi pada KB Bukopin ini dapat dibagi menjadi dua tahap. Yang pertama, tahun 2023 fokus pada penanganan bad loan dan menjadikan PPOP positif. Selanjutnya tahun 2024, target pada net income menjadi positif," ucap Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin.
KB Bukopin tengah melakukan pembenahan terhadap bad loan melalui skema bulk sale sebesar Rp 5,4 triliun. Dengan demikian, posisi Loan at Risk (LAR) turun menjadi sekitar Rp 10 triliun, sementara kredit bermasalah (NPL) turun menjadi Rp 1,8 triliun. Adapun posisi rasio LAR berada di angka 52,8%. KB Bukopin menargetkan rasio LAR berada di bawah 50% di akhir 2022, sementara NPL ada di 8%. Melalui penghematan biaya, rasio cost to income (CIR) pun dapat ditekan menjadi 148,45% pada September 2022 atau turun 56,82% secara yoy.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 43 triliun pada September 2022, Shin menjelasakan penurunan tersebut karena adanya perbaikan struktur DPK yang dilakukan dengan melepas dana-dana mahal dan pembenahan kredit macet. Untuk penyaluran kredit sebesar Rp 47 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) senilai 17,60% atau naik dari 12,14% pada September 2021. KB Bukopin juga telah melakukan penghimpunan dana murah jangka panjang melalui kerjasama dengan International Finance Corporation (IFC) Bank Dunia sebesar Rp 4 triliun dan menerbitkan sub loan sebesar Rp3 triliun.
Kinerja keuangan KB Bukopin terus mencatatkan perbaikan jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Hal ini tercermin dari rugi operasional sebelum provisi atau pre-provision operating profit (PPOP) hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 489 miliar, atau mengalami perbaikan dibandingkan dari rugi operasional sebelum provisi atau preprovision operating profit (PPOP) pada periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp1,28 triliun.
Selain itu, dari sisi fee base income juga akan menjadi fokus KB Bukopin ke depannya. KB Bukopin akan fokus dari produk mutual fund hingga bank assurance dan akan bekerja sama dengan perusahaanperusahaan besar Korea yang sudah ada di pasar Indonesia. Bersamaan dengan itu, penambahan modal melalui rights issue juga diharapkan dapat mempertebal modal KB Bukopin.
Di sisi lain, Shin juga menyampaikan target dalam bentuk rasio keuangan di tahun 2023 mendatang “Terdapat tiga target utama yang sudah disusun perseroan tahun depan. Pertama, melakukan penanganan kredit macet sehingga menjadi bank bersih. Di akhir 2023, rasio non performing loan (NPL) ditargetkan di bawah 5% dan rasio Loan at Risk (LAR) di bawah 20%. Kedua, menjadikan laba operasional sebelum provisi (PPOP) positif. Dan ketiga, menargetkan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) bisa positif”.
Sedangkan untuk perkembangan right issue, Shin juga memaparkan bahwa "Saat ini KB Bukopin sedang melengkapi dokumen yang dibutuhkan untuk proses rights issue. Pada Januari 2023, kami akan melakukan pendaftaran pertama kepada OJK. Berdasarkan perkiraan jadwal, kami berharap mendapatkan pernyataan efektif pada Maret 2023. Untuk proses rights issue sendiri diperkirakan akan rampung pada bulan April atau Mei 2023.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News