"Terdapat 438 kegiatan selama Presidensi G20 Indonesia 2022 yang tersebar di 25 kota lokasi di seluruh Indonesia," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Conference Economic and Business Innovation (CEBI) secara virtual, Senin, 28 Maret 2022.
Airlangga mengakui pelaksanaan G20 membawa banyak berkah bagi Indonesia. Pelaksanaan tersebut diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun dan penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga Rp7,4 triliun.
"Selain itu, Presidensi G20 Indonesia melibatkan banyak para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan menyerap tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor," tuturnya.
Dengan semangat Pulih Bersama, sambungnya, Presidensi G20 Indonesia 2022 diharapkan berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global. Hal ini diperlukan untuk memanfaatkan momentum Presidensi G20 dan mendorong peran Perguruan Tinggi.
"Terutama akademisi dan mahasiswa untuk kerja sama yang berkelanjutan, inklusif, dan berwawasan lingkungan melalui kelompok kerja di dalam G20 yaitu Youth20 dan Think20," tegasnya.
Terkait akselerasi pemulihan, sejak awal 2022 pemerintah telah menjalankan kebijakan front loading melalui program-program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui perpanjangan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tiga persen, perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk jenis otomotif tertentu.
Kemudian perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) DTP Perumahan; perluasan Bantuan Tunai PKL, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) di 212 kabupaten/kota prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem, serta percepatan penyaluran berbagai perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, hingga Kartu Prakerja.
Ia menekankan program PEN 2022 yang saat ini dialokasikan Rp455,62 triliun diarahkan untuk mendorong pemulihan di berbagai sektor dengan tetap mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.
"Selain itu, PEN 2022 dirancang fleksibel dan responsif terhadap dinamika yang terjadi dan disederhanakan menjadi tiga klaster, yaitu Klaster Kesehatan, Klaster Perlindungan Sosial, dan Klaster Penguatan Pemulihan Ekonomi," tutup Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News