"PPnBM untuk otomotif dan properti ini baru berlaku bulan April. Jadi kita sangat optimis, kalau pertanyaannya bagaimana kita mendorong kuartal kedua pertumbuhan industri? Kita sangat optimis bahwa itu memberikan kontribusi yang luar biasa yang besar," kata Agus dalam konferensi pers, Rabu, 5 Mei 2021.
Ia menjelaskan, sektor otomotif dan properti itu memiliki turunan industri yang cukup besar di belakangnya. Oleh karena itu, dengan kinerja yang baik dari kedua sektor tersebut pasca diberikan insentif akan memberikan efek ganda bagi ekosistem lainnya.
Kemudian, lanjut Agung, upaya yang dilakukan pemerintah adalah penerapan program harga gas untuk industri sebesar USD6 per MMBTU. Pemerintah akan memperluas kebijakan ini sehingga tidak hanya dirasakan oleh tujuh sektor saja.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral agar sektor industri tidak hanya tidak sektor industri menikmati harga gas di bawah USD6 per MMBTU," ucapnya.
Selanjutnya, program yang diyakini akan menggenjot kinerja industri adalah program sertifikasi TKDN. Pemerintah telah menganggarkan program ini dalam APBN.
"Ini tentu akan banyak memberikan keuntungan khususnya untuk industri kecil menengah, khususnya menengah karena ini akan mempermudah atau mempercepat mereka untuk memasukan produknya untuk e- catalog dan ini tentu akan pada gilirannya akan memperluas pasar mereka," sebutnya.
Terakhir, neraca komoditas. Agung menyebutkan ini merupakan turunan Undang-Undang Cipta Kerja yang memastikan setiap industri mendapatkan bahan baku yang diinginkan. Adanya neraca komoditas diyakini dapat mendorong industri dalam negeri.
"Ini beberapa contoh program yang ada di Kementerian Perindustrian yang untuk mendorong industri manufaktur kuartal kedua, kuartal ketiga, dan seterusnya," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News