Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin

Transformasi ke Sistem Pangan Berkelanjutan Bukan Hal yang Mudah

Nia Deviyana • 21 Maret 2021 11:25
Jakarta: Mentransformasi sistem pangan ke arah yang berkelanjutan menjadi hal yang genting dilakukan, namun bukan hal yang mudah.
 
Direktur Center for Transdisciplinary and Sustainable Science (CTSS) IPB University Damayanti Buchori memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi. Utamanya, mayoritas tenaga kerja di sektor pangan yang bekerja di sektor informal.
 
"Lebih dari 29 persen tenaga kerja di Indonesia bergerak di bidang pangan dan pertanian. Dari jumlah tersebut, 88 persen di antaranya bekerja dalam sektor informal. Bahkan, Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia bekerja dalam sektor pangan, baik di lini produksi, pemrosesan, distribusi, dan layanan sistem pertanian dan pangan," ujarnya dalam diskusi bertajuk Ekonomi dari Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati untuk Pertanian dan Pangan (TEEBAgriFood) yang dikutip Medcom.id, Minggu, 21 Maret 2021.

Dia melanjutkan, sustainability (keberlanjutan) perlu mempertimbangkan setiap konteks lokal, terutama untuk mengubah sistem pangan.
 
Adapun diskusi tersebut mempertemukan perwakilan dari sektor swasta dan publik, akademisi serta masyarakat sipil untuk belajar, memberikan komentar, dan masukan ke dalam draf pedoman operasional pangan untuk bisnis, sehingga pedoman tersebut lebih relevan dengan konteks Indonesia.
 
"Pedoman ini akan dibuat berdasarkan sintesis dari pengetahuan ilmiah dan praktis mutakhir, yang memberikan acuan yang jelas dengan menyediakan para pelaku bisnis, khususnya di bidang pangan dan pertanian, alat yang dibutuhkan untuk menilai dampak dan ketergantungan mereka pada modal alam, manusia, dan sosial," jelasnya.
 
Tujuan keseluruhannya, lanjut dia, adalah untuk menginformasikan bisnis pertanian dengan lebih baik sehingga pelaku dapat membuat keputusan dan tindakan yang dapat memberikan manfaat untuk seluruh sistem.
 
Inisiatif TEEBAgriFood secara global diselenggarakan oleh Program Lingkungan PBB (UNEP), dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bertindak sebagai pemrakarsa dan pemimpin dari sisi pemerintah untuk TEEBAgriFood di Indonesia.
 
Proyek TEEBAgriFood untuk bisnis berfokus pada tujuh negara mitra yaitu Brasil, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, dan Thailand dan akan berjalan hingga akhir tahun 2022.
 
Pada diskusi itu, Konsultan Utama Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan (ERM) Arryati Ramadhani menambahkan analisis dampak kegiatan usaha terhadap alam dan masyarakat juga perlu dilakukan sedini mungkin.
 
"Tindakan bisnis berbasis modal alam, manusia, dan sosial perlu dilakukan sedini mungkin, holistik, dan berkesinambungan, tidak hanya pada tahap awal aktivitas," tandasnya.
 
Masih dalam rangka menggenjot transformasi sistem pangan dan pertanian, sebuah pelatihan gratis untuk penilaian dampak dan ketergantungan sektor bisnis terhadap alam dan manusia juga akan digelar mulai 2 Juni 2021 mendatang.
 
Dalam pelatihan tersebut akan dibahas contoh praktik dalam pengambilan keputusan bisnis berdasarkan penilaian dampak dan ketergantungan pada alam dan manusia. Pendafaran untuk pelatihan gratis ini dapat dilihat pada laman website IBCSD.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan