"Kita patut bersyukur kinerja industri pengolahan nonmigas menguat dan tumbuh positif dalam enam bulan terakhir," ujar Agus dalam keterangan resminya, Senin, 17 Mei 2021.
Agus mengakui secara year on year (yoy), pada kuartal I-2021 industri non migas masih menunjukkan angka kontraksi, yaitu minus 0,71 persen. Tetapi angka tersebut berada di atas angka pertumbuhan ekonomi yang negatif 0,74 persen.
Kemudian, angka Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia per April 2021 mencetak rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 54,6. Sejalan dengan PMI, utilisasi industri pengolahan nonmigas pada Maret 2021 sebesar 61,30 persen atau meningkat dibanding dua bulan sebelumnya.
Adapun kinerja ekspor sektor industri pada periode Januari-Maret 2021 mencapai USD38,95 miliar dan menghasilkan neraca surplus sebesar USD3,69 miliar. Tiga industri yang memberikan nilai terbesar antara lain industri makanan sebesar USD9,68 miliar; industri logam dasar sebesar USD5,86 miliar; serta industri bahan kimia, farmasi, dan obat tradisional sebesar USD4,30 miliar.
Selanjutnya, nilai investasi sektor industri pada periode Januari-Maret 2021 sebesar Rp88,3 triliun atau naik 37,97 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai investasi terbesar diberikan oleh industri logam, mesin, dan elektronik sebesar Rp31,2 triliun; industri makanan sebesar Rp21,8 triliun; serta industri kimia farmasi sebesar Rp9,4 triliun.
Agus mengungkapkan bahwa perkembangan positif kinerja industri secara umum tersebut tidak terlepas dari beberapa kebijakan penting Kemenperin seperti penurunan harga gas untuk industri, implementasi Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) di masa pandemi, serta penerapan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP).
"Saya menyampaikan apresiasi yang sebaik-baiknya atas pencapaian ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras bapak dan ibu sekalian di setiap sektor (jajaran pejabat di lingkungan Kemenperin), dalam memperbaiki kinerja industri yang terdampak secara kuat oleh pandemi," imbuh Agus.
Pada kesempatan itu juga, ia menyampaikan pada jajarannya agar meningkatkan penyerapan anggaran dengan membangun sistem perencanaan penyerapan anggaran yang baik. Menperin juga ingin jajarannya mengoptimalkan implementasi program-program unggulan Kemenperin seperti Making Indonesia 4.0, substitusi impor 35 persen pada 2022, dan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).
"Program-program tersebut telah mendapatkan perhatian khusus dari Presiden, sehingga harus menjadi prioritas bagi setiap unit kerja di Kemenperin," pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                