Perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp6,03 triliun pada kuartal III-2025, naik 2,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang, efisiensi biaya, serta strategi ekspansi rute yang konsisten.
“Pergerakan penumpang yang mencapai 4,44 juta pada kuartal ini turut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan AAID/CMPP. Pertumbuhan pendapatan tambahan (ancillary) sebesar 6 persen juga memperkuat kinerja keuangan perusahaan. Sejalan dengan tren positif tersebut, pembukaan rute Jakarta-Manado pada Juli 2025 lalu turut memperluas konektivitas domestik dan memperkokoh jangkauan Indonesia AirAsia di kawasan timur Indonesia,” ujar Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID/CMPP), Captain Achmad Sadikin Abdurachman, dilansir dari siaran pers, Selasa, 28 Oktober 2025.
Penjualan kursi jadi kontributor utama
Dari total pendapatan tersebut, penjualan kursi masih menjadi sumber utama, menyumbang Rp5,08 triliun. Sementara itu, pendapatan dari layanan tambahan seperti biaya bagasi, layanan penerbangan, kargo, hingga charter, mencapai Rp945,67 miliar.| Baca juga: Hore! AirAsia Dukung Penurunan Harga Tiket Pesawat Periode Nataru 2025/2026 |
Selama periode Juli-September 2025, AirAsia Indonesia menyiapkan kapasitas hingga 5,35 juta kursi, dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 83 persen. Total 29.731 penerbangan berhasil dioperasikan sepanjang kuartal ini, menegaskan komitmen AirAsia dalam menjaga konektivitas rute domestik maupun internasional.
Ekspansi rute dan promosi wisata
Selain memperkuat kinerja operasional, AirAsia Indonesia juga aktif mempromosikan destinasi wisata Tanah Air. Salah satunya lewat peluncuran “Livery Labuan Bajo” pada salah satu armadanya, sebagai bentuk dukungan terhadap pariwisata nasional.Hingga kuartal ketiga, AirAsia Indonesia telah melayani 22 destinasi internasional dan delapan destinasi domestik. Melalui jaringan grup AirAsia yang mencakup lebih dari 130 destinasi, maskapai ini berupaya memperluas jangkauan wisata dan memperkuat konektivitas antarkota dan antarnegara.
Efisiensi dorong perbaikan kinerja
Meski masih mencatat kerugian sebesar Rp982,51 miliar hingga akhir September 2025, kinerja operasional AirAsia Indonesia sebenarnya membaik. Jika rugi selisih kurs tidak diperhitungkan, maka kerugian bersih turun 17,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.Depresiasi nilai tukar dolar AS sebesar 3,4 persen memang memberikan tekanan pada biaya operasional. Namun, langkah efisiensi terbukti efektif dengan penurunan CASK (Cost per Available Seat Kilometre) sebesar 2 persen. Artinya, perusahaan berhasil menjaga efisiensi biaya di tengah fluktuasi ekonomi global.
Fokus ke pertumbuhan dan konektivitas
Untuk menjaga momentum positif, AirAsia Indonesia menargetkan ekspansi rute domestik dan internasional pada kuartal IV-2025. Fokus utama adalah memperkuat hub Surabaya dengan pembukaan rute ke Balikpapan, Tarakan, dan Berau, serta penerbangan internasional baru ke Bangkok-Don Mueang, Thailand.Ekspansi rute ini tidak hanya memperkuat sektor pariwisata, tetapi juga mendorong mobilitas bisnis, pendidikan, dan keluarga.
Langkah ini juga diharapkan membantu distribusi produk unggulan daerah ke pasar yang lebih luas, sejalan dengan komitmen AirAsia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Selanjutnya, ekspansi rute akan terus berlanjut pada kuartal IV-2025 untuk mendukung pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan. ,” tambah Captain Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id