Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono menyebutkan, keempat pihak investigator tersebut berasal dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pusat Penelitian Petir LAPI ITB, Ditjen Migas ESDM, dan Det Norske Veritas (CNV) yang merupakan investigator internasional.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Djoko mengatakan, keempat investigator tersebut telah mengeluarkan hasil dari investigasi yang dilakukan. Ia menjelaskan mayoritas hasil investigasi menyebutkan telah terjadi kebocoran di dinding Tangki G dengan penyebab yang berbeda-beda dari setiap hasil investigasi.
Namun dari hasil investigasi dan analisis yang dilakukan menyatakan penyebab kebocoran yakni karena terjadinya sambaran petir travelling pada pukul 23.09 WIB yang menyebabkan degradasi pada dinding atau plat atau las-lasan di Tangki G yang menyebabkan penurunan penipisan dinding tangki.
Hal itu disusul dengan robek dan bocornya dinding tersebut akibat tekanan mekanik dari dalam tangki yang terisi BBM pada level mendekati penuh. "Penyebab kebakaran terjadi akibat petir atau induksi pada Tangki G yang berdampak terjadinya segitiga api (udara oksigen, vapor hydrocarbon, dan sambaran petir)," kata Djoko, Rabu, 29 September 2021.
Djoko mengatakan hasil investigasi tersebut terkait data sambaran petir pun sesuai dengan rekaman CCTV yang ada di kilang. Dari hasil investigasi tersebut, tindak lanjut dan mitigasi yang dilakukan perseroan ke depan yaitu menyempurnakan sistem pengaman atau APR dan mengimplementasikan beyond standard. Ditargetkan pada 2022 seluruhnya dapat terselesaikan.
Kemudian melakukan pengalihan jalan depan kilang. Saat ini telah dilakukan koordinasi dengan pemkab dan Dinas Perhubungan Indramayu. Kemudian penambahan area buffer zona kilang guna memberikan perlindungan pada masyarakat di area terdampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News