Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur Trans Sumatra - - Foto: Medcom
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur Trans Sumatra - - Foto: Medcom

Wadirut PLN: Trans Sumatra Dorong Kenaikan Kebutuhan Listrik

Husen Miftahudin • 06 November 2021 16:30
Jakarta: Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan banyak daerah di luar Pulau Jawa yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Bahkan, kekayaan alam di Sumatra lebih besar 10 kali lipat dibandingkan pusat ekonomi Indonesia tersebut.
 
Namun, kekayaan alam tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik karena lokasinya yang terisolasi dan tidak ada akses menuju ke sana. Hal ini pun mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun jalur Trans Sumatra agar membuka daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi menjadi  daerah yang produktif.
 
Strategi membangun infrastruktur secara masif yang dilakukan Jokowi terbukti tepat. Ketika baru menjabat sebagai Wadirut PLN, dia menemukan fakta bahwa pertumbuhan listrik terbesar ada di Provinsi Lampung, tepatnya di sekitar pintu keluar tol Trans Sumatra.


"Hal ini menjadi bukti bahwa tujuan pembangunan yang selalu ditekankan oleh Pak Jokowi membawa hasil. Infrastruktur yang dibangun menumbuhkan sentral ekonomi baru dan mengangkat ekonomi masyarakat," ujar Darmawan dalam diskusi bedah buku Jokowi and the New Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 November 2021.

Jalur Trans Sumatra jadi sumber ekonomi baru

Darmawan menuturkan, banyak titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang terjadi dengan adanya pembangunan infrastruktur seperti Trans Sumatra. Ia menilai, pembangunan ini bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
 
"Di sini terlihat bahwa Presiden punya visi, yaitu bagaimana Indonesia bisa bangkit bukan berdasarkan konsumsi, tetapi berdasarkan produktivitas," sebutnya.
 
Sementara itu, Staf Pengajar Universitas Prasetiya Mulya Agus Sriyono menegaskan pentingnya menyampaikan kiprah pemerintahan Jokowi ke dunia internasional. Apalagi, Indonesia perlu membuka ruang kerja sama dan investasi yang lebih besar.
 
"Apalagi Indonesia sekarang adalah Ketua dari negara-negara G20, negara dengan pendapatan tertinggi di dunia. Ada banyak kesempatan dan peluang bagi Indonesia, dan itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya," ungkap dia.

 
Di sisi lain, peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Edbert Gani Suryahudaya menambahkan bahwa pelibatan kaum muda dalam menyambut New Indonesia mutlak diperlukan. Terlebih karena Indonesia akan menerima bonus demografi yang sudah dimulai satu dua tahun terakhir ini dan akan berpuncak pada 2030-an.
 
"New Indonesia ini adalah kesempatan besar bagi anak-anak muda, dan Presiden Jokowi telah membukakan ruang untuk itu. Anak-anak muda itu sekarang sudah bersifat transnasional dalam perspektif bisnis dan jaringannya," pungkas Edbert.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan