"Kalimantan Barat (Kalbar) itu kaya akan uranium. Saya punya prospektif bangun di sana kalau ada PLTN pertama di sana dan IP sudah sangat siap," kata Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi di kantor Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, Jawa Barat, dilansir Mediaindonesia.com, Jumat, 12 November 2021.
Indonesia Power mengaku juga telah bekerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di sektor energi nuklir, Thorcon International Pte dalam membangun PLTN di Bangka Belitung. Thorcon diketahui akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) berkapasitas 500 Megawatt (MW).
"(Proyek) ini sudah ada kajian. Ini ada dua (kandungan nuklir). Satunya thorium, seperti di Bangka Belitung. Ini pemakaiannya bisa seribu tahun yang thorium. Apa pun keputusan pemerintah kita ikuti," tegas Ahsin.
Dia menjelaskan, beberapa negara dunia sudah membangun PLTN untuk menjamin pasokan energi, seperti di Uni Emirat Arab dengan Barakah. Penggunaan energi nuklir ini pun, ungkapnya, juga menjadi pembahasan penting di Konferensi Tingkat Tinggi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu.
"Saat di Glasgow, untuk energi yang cepat mengembangkan hasil, ya energi itu (nuklir). Timur Tengah sudah mengoperasikan Barakah dengan kekuatan 4×1500 Megawatt (MW). Jadi, apa pun keputusan pemerintah nanti untuk kemakmuran masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan, penggunaan energi nuklir di Tanah Air direncanakan mulai di 2045 dengan kapasitas hingga mencapai 35 Gigawatt (GW). Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah mendorong langkah penelitian, pengembangan, mendorong penguasaan teknologi, membangun kerjasama, melakukan analisis multi kriteria dan menyusun roadmap nuklir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News