"Itu di-support dari proyek yang diinisiasi oleh Waskita itu sendiri. Kemudian juga dari proyek-proyek secara konvensional, baik dari BUMN maupun dari kementerian dan swasta," ungkap Direktur Operasi III Waskita Gunadi dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Jumat, 8 oktober 2021.
Sementara itu, Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono mengungkapkan bahwa total nilai kontrak perusahaan pada kuartal II-2021 tercatat sebesar Rp51,76 triliun. Angka itu naik 19,72 persen dari total nilai kontrak di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp43,23 triliun.
Sedangkan selama semester pertama tahun ini perusahaan berhasil mencatatkan total nilai kontrak sebesar Rp52,87 triliun, naik 13,93 persen dari total nilai kontrak di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp46,41 triliun.
Untuk nilai kontrak baru pada kuartal II-2021 tercatat sebesar Rp2,0 triliun. Angka itu turun signifikan hingga 59,6 persen dari raihan nilai kontrak baru di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,96 triliun.
Selama semester pertama tahun ini perusahaan mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp3,12 triliun, jeblok hingga 61,65 persen dari nilai kontrak baru pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,13 triliun.
"Ini karena ya tentunya kita tahu bahwa pandemi covid-19 ini masih berlangsung di tahun 2021. Ini yang kita harapkan di tahun 2022 akan menjadi lebih baik, sehingga harapannya di tahun 2022 perolehan kontrak akan lebih meningkat lagi," tuturnya.
Kontrak baru
Adapun kontrak baru pemerintah dan BUMN pada kuartal II-2021 tercatat sebesar Rp1,33 triliun. Angka itu naik 11.05 persen dari kontrak baru pemerintah dan BUMN di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun.Pada semester I-2021, perusahaan mencatatkan kontrak baru pemerintah dan BUMN sebanyak Rp2,04 triliun, naik 4,5 persen dari kontrak baru pemerintah dan BUMN di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,95 triliun.
Selanjutnya untuk kontrak baru swasta pada semester I-2021 tercatat sebesar Rp301,84 triliun. Angka itu naik signifikan hingga 98,45 persen dari raihan di periode sebelumnya sebesar Rp152,1 triliun.
"Kontrak baru pemerintah dan BUMN mengalami pertumbuhan dari kuartal II-2020 dibandingkan dengan 2021. Demikian untuk kontrak baru swasta yang juga demikian, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Ini yang kami harapkan di 2022 akan menjadi lebih baik dibanding 2021," pungkas Destiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News