Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Foto : SKK Migas.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Foto : SKK Migas.

Akibat Pandemi, Pengembangan Blok Masela Terhambat

Suci Sedya Utami • 24 Agustus 2020 20:40
Jakarta: Pandemi covid-19 menyebabkan pengembangan proyek Lapangan Abadi, Blok Masela terhambat. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan hingga Juli atau semester I-2020, progresnya baru sekitar 2,2 persen.
 
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan harusnya pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 10,5 persen jika tidak adanya pandemi. Artinya progres pengembangan tersebut tertinggal 8,3 persen.
 
"Kami melaporkan saat ini sampai dengan Juli 2020 aktual adalah 2,2 persen dan ini memang dengan adanya covid, minyak yang rendah dan sebagainya terjadi keterlambatan dari target 10,5 persen, terlambat sekitar 8,3 persen," kata Dwi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 24 Agustus 2020.

Dwi merinci saat ini kegiatan yang sedang berjalan yakni pemasangan alat survei di lapangan atau di laut (metocean survey), kemudian proses studi gas turbin driven dan liquefaction licensor yang telah mencapai 80 persen serta integrated operation center assessment yang sudah selesai 100 persen.
 
Di saat bersamaan, Inpex Masela Ltd bersama SKK Migas kini tengah melangsungkan proses Front End Engineering Design (FEED) onshore LNG, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), gas export pipeline, dan Subsea Umbilicals Risers Flowlines (SURF). Jika keempat proses ini rampung maka akan dilanjutkan dengan prakualifikasi penyiapan dokumen tender.
 
Proses lain yang tengah berlangsung yakni Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang masih menyisakan 40 persen wet survey atau survei musim penghujan akibat pandemi covid-19. Sedangkan pelaksanaan Amdal baseline data collection sudah mencapai 60 persen.
 
Apabila Amdal telah rampung maka akan masuk ke tahapan pengadaan lahan. Ia mengatakan sejauh ini Pemerintah Provinsi Maluku telah mengambil peranan aktif khususnya dalam penyiapan dan pengadaan lahan. Pada 1 Juni lalu Gubernur Maluku telah mengeluarkan Surat Keputusan pemanfaatan Pulau Nustual untuk lokasi kegiatan offloading Liquefied Natural Gas (LNG).
 
"Lokasi LNG plant akan menggunakan lahan kawasan hutan," tutur Dwi.
 
Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengatakan untuk proses geotechnical dan geofisika survei meliputi area offshore, onshore, dan near-shore. Prosesnya saat ini memang masih terkendala pembatasan mobilisasi dan peralatan akibat pandemi covid-19. Namun, Dwi memastikan kontrak pelaksanaan survey telah diteken dengan Fugro Survey.
 
"Seharusnya di Maret 2020 tapi tertunda. Tetapi sudah mulai bergerak mobilisasi kelompok," jelas Dwi.
 
Selain itu untuk tahap pemasaran LNG dan calon pembeli potensial sebelumnya telah ada penandatangan MoU dengan PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), ENN (Tiongkok) dan Shizuoka Gas (Jepang) yang nantinya akan menyerap gas dari Lapangan Abadi. Saat ini, Dwi bilang, juga tengah disiapkan MoU dengan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), CPC Taiwan, China Petrochemical Corp (Sinopec) dan Kyushu Electric.
 
"Harapannya (komitmen kontrak pembelian gas) bisa di atas 60 persen dari target 80 persen agar bisa lanjut ke tahapan FID (final investment decision)," jelas Dwi.
 
Dalam kesempatan yang sama, VP Corporate Services Inpex Masela Henry Banjarnahor mengatakan akibat pandemi mengatakan metocean survey mengalami keterlambatan akibat covid-19. Seharusnya di bulan ini, pihaknya mengambil data dan mengambil baterai dari alat survei tersebut.
 
Metocean survei merupakan kegiatan jangka panjang untuk melihat kondisi laut. Ia bilang Inpex telah memasang sensor untuk melihat gerak angin serta tinggi gelombang sejak setahun lalu.
 
"Awalnya Agustus mau ambil data dan baterai tapi karena ada covid kita tunda," tutur Henry.
 
Henry menambahkan proses pengambilan data dan baterai diharapkan dapat kembali dilakukan pada September 2020.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan