Unit Manager Communication, Relations, dan CSR MOR VIII Maluku Papua, Edy Mangun mengatakan penyebab menurunnya konsumsi BBM karena aktivitas masyarakat yang sudah dibatasi oleh pemerintah melalui social distancing guna mencegah penularan covid-19.
“Penurunanya per hari tiga persen khusus untuk pertalite karena orang kurang aktivitas,” kata Edy, di Jayapura, Papua, Sabtu, 28 Maret 2020.
Meski demikian, Pertamina tetap menyediakan kuota Pertalite sebanyak 40 ribu KL. Pasokan tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Maluku dan Papua.
“Kuota BBM di Papua untuk solar di angka 30 ribu KL, premium 16 ribu KL, pertamax 40 ribu KL, minyak tanah 30 ribu KL, begitu juga dengan biosolar, dipastikan aman,” ujarnya.
Adapun stok BBM di Papua aman lantaran berada di angka 23 hari dalam skala nasional seiring pendemi virus korona. "Kalau terjadi pembongkaran maka angka aman di Papua naik di posisi 26 sampai 28 hari. Sekali lagi kami mengimbau kepada warga tidak perlu panic buying datang berbondong-bondong ke SPBU sampai membawa jerigen,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Papua, Omah Laduani Ladamay mengatakan, penurunan konsumsi Pertalite berdampak pada pertumbuahan ekonomi karena tidak ada penerimaan dari pajak BBM.
“Perhitungan kami mulai libur 1 Maret kami kehilangan Rp17 miliar untuk pajak yaitu pajak penambahan nilai (PPN) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB),” kata Omah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News