"Potensi (ekonomi hijau) di setiap daerah pasti besar," kata Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan, di Baturraden Adventure Forest, Banyumas, dilansir dari Antara, Minggu, 13 Februari 2022.
Ia mengatakan Bank Indonesia akan sangat fokus dengan peningkatan kapabilitas karena pengalaman. "Ini bukan isu bantuan dalam konteks finansial, tapi bagaimana meningkatkan paradigmanya dulu, mindset dari masyarakatnya," ucapnya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan, jika masyarakatnya sudah mau mengonsumsi pangan organik secara otomatis akan banyak produsen yang mengembangkan pertanian organik. Menurut dia, pola pikir masyarakat yang ingin sehat dengan mengonsumsi pangan organik itu yang akan ditumbuhkan oleh BI.
"Jadi, rencananya seperti itu, paralel, bagaimana juga mengembangkan pertanian digital misalkan, digital farming. Sehingga nanti bagaimana perkembangan pertanian itu bisa tidak hanya untuk kebutuhan lokal, bisa juga untuk ekspor," tuturnya.
Ia mengatakan secara kebetulan saat sekarang sedang Presidensi G20 Indonesia 2022 sehingga banyak kesempatan untuk mengembangkan ekonomi hijau dan itu sudah menjadi keniscayaan.
"Kita harus kembangkan ke situ. Kalau enggak, nanti kita ketinggalan, enggak punya pasar untuk memasarkan produk-produk itu (ekonomi hijau) karena pasar global mintanya barang-barang produksi yang dari green economy," ucapnya.
Bahkan, kata dia, wisata yang berkaitan dengan hutan atau alam juga merupakan bagian dari ekonomi hijau. Rony mengatakan saat ini perubahan iklim sudah menjadi keniscayaan. Selain itu, kata dia, masalah ekonomi hijau yang berkaitan dengan perubahan iklim sebenarnya sudah dibicarakan sejak dahulu.
"Cuma yang namanya manusia, kadang-kadang baru mau bergerak kalau ada kasus. Kita pindah ke transformasi digital gara-gara pandemi. Apakah kita mau bergerak setelah terjadi pemanasan global, terjadi kelangkaan sumber daya, baru mau bergerak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News