Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: dok Kementerian BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: dok Kementerian BUMN.

Tekan Impor, Erick Thohir Pastikan Indofarma Kembangkan Obat Herbal di Indonesia

Al Abrar • 08 Januari 2022 13:13
Jakarta: Selama ini Indonesia masih mengharapkan bahan obat dari negara luar, padahal potensi Indonesia untuk mengembangkan obat-instan sangat besar, apalagi obat herbal yang bisa ditemui bahannya di hampir setiap daerah di Indonesia.
 
Untuk menekan impor obat dari negara kuat, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan pihaknya melalui Indofarma akan mengembangkan produksi obat herbal.
 
"Indofarma, kita pastikan keberpihakan kepada herbal. Obat-obat herbal kita sangat kuat, tapi tidak pernah dibangun karena senangnya obat impor," kata Erick Thohir melalu keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 Januari 2022.

Menurut Erick, alam Indonesia sangat mendukung bangsa ini menjadi pusat pengembangan obat herbal di dunia lantaran tanah yang subur, air dan sinar matahari yang berlimpah. Jika industri herbal ini berjalan, maka kebiasaan impor bahan baku obat dari negara luar akan berhenti. 
 
"Ini kita gabungkan menjadi satu kesatuan sekarang," ucapnya.
 
Baca: Erick Thohir Sinergikan Program Kewirausahaan untuk Pesantren
 
Erick juga menyebut, Kementerian BUMN akan menyatukan semua rumah sakit milik BUMN di Indonesia. Pasalnya, sejauh ini rumah sakit milik BUMN masih terpisah, seperti Pertamina, Pelindo, dan PTPN dan ke depan akan disatukan.
 
"Karena itu kita gabungkan. Rumah sakitnya tidak tanggung-tanggung, jumlahnya 73 rumah sakit. Total kapasitas tempat tidurnya hampir 7.000, terbesar di Indonesia," ujarnya.
 
Salah satu tujuan disatukannya rumah sakit Milik BUMN agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat itu terarah, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. 
 
"Karena pelayanan kesehatan buat masyarakat kalangan menengah dan ke bawah penting," jelasnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Erick juga menginformasikan bahwa Pemerintah pusat lewat Kementerian BUMN baru meluncurkan RS Internasional di Bali, yang bekerja sama dengan Mayo Clinic, yang menangani kanker terbaik di dunia.
 
Dijelaskan Erick, apabila RS di Bali berhasil maka pihaknya mungkin mengembangkan kawasan ekonomi kesehatan di Sumatera dan Sulawesi. "Supaya ketahanan kesehatan kita bisa," jelasnya. 
 
Menurut Erick, langkah membangun RS internasional di Bali untuk memudahkan masyarakat Indonesia berobat, dan tidak akan berobat ke luar negeri lagi. Buat dia, ini bukan anti asing dan antinegara tetangga, tetapi  Indonesia harus mandiri. 
 
"Ayo tetap bangun ekonomi kita. Tapi saya titip, musti lebih mandiri supaya mengurangi ketergantungan kita dengan negara lain," pungkasnya.
 
Dengan mengembangkan industri sendiri di Tanah Air, maka akan tercipta lapangan kerja dan demikian pula kesempatan berusaha, agar sumber daya alam Indonesia digunakan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan