Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) berbincang dengan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier (kedua kanan) disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan). Foto: Biro Humas Kemenperin.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) berbincang dengan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier (kedua kanan) disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan). Foto: Biro Humas Kemenperin.

Presiden Jerman Apresiasi Digital Transformasi di Indonesia

Husen Miftahudin • 19 Juni 2022 09:31
Jakarta: Indonesia dan Jerman fokus untuk mengakselerasi penerapan industri 4.0 dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi salah satu pembahasan utama pada acara German-Indonesia Round Table Business Meeting sebagai rangkaian agenda kunjungan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier ke Indonesia.
 
"Saat ini merupakan waktu untuk pemulihan ekonomi. Hal ini sesuai dengan motto Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Together, Recover Stronger," kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dalam sambutannya saat penutupan German-Indonesia Round Table Business Meeting di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 19 Juni 2022.
 
Menurutnya, untuk mempercepat penerapan industri 4.0 dan pemulihan ekonomi, setiap negara perlu memiliki mitra yang percaya terhadap perdagangan yang bebas dan adil (fair and free trade). "Sehingga sangat penting untuk memiliki perjanjian kerja sama," tuturnya.
 
Presiden Steinmeier menyampaikan, pemerintah hanya bisa menentukan kerangka kerja sama, dan para pebisnis atau pelaku industri yang mewujudkan. "Karena itu, saya mengundang delegasi bisnis high level dari Jerman untuk mendampingi dalam perjalanan ini, mereka mencari partner dari Indonesia dan peluang untuk berbisnis bersama," ujarnya.
 
Presiden Republik Federasi Jerman juga meyakini, transformasi digital dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Ia mengapresiasi adanya Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0). "Indonesia punya kesempatan yang unik untuk bertransformasi, karena memiliki populasi yang muda dan melek digital," jelasnya.
 
Di samping itu, tersedianya sistem pelatihan vokasi di perusahaan menjadi kunci sukses dalam upaya mempercepat transformasi digital. "Perusahaan-perusahaan Jerman sudah mendukung hal tersebut untuk membangun angkatan kerja yang punya kualifikasi. Saya mendorong para pengusaha di sini untuk saling bertukar pengalaman dan mengintensifkan partnership," terangnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, sektor industri telah menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun global. "Sebagai bentuk adaptasi dengan hal tersebut, kita dapat melihat transformasi digital yang berakselerasi dengan sangat cepat," katanya.
 
Upaya digitalisasi industri telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dan positif yang ditunjukan dengan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah yang signifikan. Ia memproyeksikan pada 2025, total produksi Indonesia akan mencapai USD120 miliar, dengan sektor manufaktur menjadi kontributor paling signifikan.
 
Agus mengemukakan, kedua negara sependapat bahwa peningkatan digitalisasi di sektor industri manufaktur akan mendorong kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, mulai dari pembuat kebijakan, pelaku industri, asosiasi, hingga akademisi. "Masing-masing pihak memainkan perannya dalam ekosistem industri 4.0. Untuk itu, kita berharap Indonesia dan Jerman akan terus memperkuat dan memperluas kerja sama tersebut," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan