Pengamat ekonomi Muhammad Hasan Hidayat mengatakan rencana kenaikan cukai tahun depan akan menjadi kekhawatiran dan tekanan bagi petani tembakau. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah agar menetapkan kebijakan yang saling menguntungkan.
"Betapa tertekannya petani tembakau. Untuk ini harus diajak meninjau langsung bagaimana kondisi petani. Langkah yang harus dilakukan harus ada win-win solution dengan cara menggandeng pihak industri, petani, dan masyarakat," katanya dalam webinar dilansir dikutip Senin, 20 September 2021.
Ketua Senat Mahasiswa UIN Jakarta Muhammad Sahrul mengatakan nasib buruh IHT harus diperhatikan dalam kebijakan cukai. Sahrul menuntut keadilan terhadap para petani dan buruh rokok yang padat karya terkait kesejahteraannya.
"Jadi dapat disimpulkan, apa yang menjadi tujuan pemerintah dalam menerapkan kebijakan, secara jelas mengesampingkan masyarakat. Unsur kesejahteraan masyarakat ini seharusnya menjadi bagian evaluasi dan pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan cukai," ungkapnya.
Berbagai perwakilan buruh rokok sebelumnya telah menyuarakan penolakan kenaikan CHT karena khawatir hal ini akan makin menyengsarakan kehidupan pekerja. Kenaikan tarif CHT dinilai akan memberikan ancaman PHK bagi buruh pabrikan rokok terutama bagi pekerja linting.
"Suara hati ribuan anggota kami di Jawa Barat adalah agar tarif CHT tidak naik 2022. Jangan sampai lapangan kerja hilang akibat kenaikan tarif cukai. Apalagi zaman sedang sulit akibat pandemi," ujar Ketua Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Jawa Barat Ateng Ruchiat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News