Rencana kenaikan tarif cukai tembakau juga akan berdampak kepada penyerapan dan harga hasil panen tembakau yang saat ini sedang berlangsung.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional APTI Agus Parmuji mengatakan, terdapat kesalahan pandangan oleh sebagian kalangan terkait dampak kenaikan tarif cukai tembakau. Mereka yang mendukung kenaikan tarif cukai tembakau beranggapan bahwa kebijakan tersebut hanya akan berdampak terhadap industri.
"Padahal saat terjadi kenaikan, industri akan berhitung kembali mengenai penyerapan tembakau petani dan ini yang membuat harga jatuh. Perkebunan tembakau ini sudah menjadi budaya ekonomi lokal. Jangan sampai pukulan terhadap sektor ini akan memunculkan pandemi ekonomi," kata Agus kepada wartawan, Jumat, 10 September 2021.
Agus menegaskan, APTI telah menggelar pertemuan virtual dengan berbagai pemangku kepentingan dan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk meminta pemerintah melindungi tembakau, sebagai sektor padat karya karena meliputi petani maupun pekerja industrinya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah, M. Yusuf Chudlori mengatakan, perjuangan petani tembakau masih panjang karena menghadapi berbagai tantangan. Apalagi, dengan adanya kebijakan pemerintah pusat yang seolah mempermainkan petani dengan menaikkan cukai hasil tembakau.
"Sumber penerimaan negara untuk APBN seharusnya tidak hanya dibebankan pada cukai rokok. Karena sekali cukai rokok naik, maka dampak ikutannya itu jutaan nasib keluarga petani yang terkena dampaknya. Sehingga saya berharap agar cukai tidak naik," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang APTI Pamekasan Jawa Timur Samukrah menyebut, Pamekasan, Sumenep dan Sampang sebagai salah satu sentra tembakau dengan lebih dari 50 ribu hektare kebun tembakau, serta jumlah petani yang terlibat sekitar 600 ribu petani dengan perhitungan satu hektare kebun tembakau dipelihara sekitar 12 petani.
Menurut Samukrah, saat ini petani sedang memasuki masa panen dengan harga pembelian yang cukup baik. Namun, rencana kenaikan tarif cukai tembakau pada 2022 membuat petani was-was. Pasalnya, berdasarkan pengalaman, proses pembelian tembakau oleh industri akan terganggu dan harga kembali jatuh.
"Kalau secara lisan, saya mohon dengan segala hormat kepada Bapak Jokowi untuk sementara waktu ini tidak menaikkan tarif cukai tembakau. Kalau naik tinggi, kami tidak tahu nasib ke depan seperti apa," pungkas Samukrah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News