"Target kita 2024 awal ini sudah semua harus terealisasi. Kami ingin komitmen ini harus selesai sebelum masa pemerintah Presiden Jokowi-Maruf berakhir dan kalau perlu kami akan tambah lagi," kata dia dalam video conference, Kamis, 11 November 2021.
Ia menyebut, dari USD44,6 miliar komitmen investasi tersebut sebanyak USD18 miliar akan digarap oleh Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Invesment Authority (INA). Sedangkan sisanya yang ditangani oleh Kementerian Investasi diharapkan bisa terealisasi bertahap pada 2022, 2023, hingga 2024 mendatang.
Bahlil mengungkapkan, pada tahun depan sebesar USD8 miliar komitmen investasi dari UEA ini bisa direalisasikan. Salah satunya adalah investasi dari Air Products and Chemicals, Inc (APCI) untuk bidang industri gasifikasi batu bara dan turunannya yang akan dikerjasamakan dengan perusahaan BUMN dan swasta nasional.
"Ini kita rencanakan sampai 2023 akhir atau paling lambat 2024 sudah terealisasi. Dan di tahun 2022 sendiri kami targetkan dari USD44, 6 miliar minimal USD8 miliar harus terealisasi. Kenapa? Sebab Air Product sudah akan jalan pada Januari 2022 dengan Pertamina, PTBA, dan pengusaha nasional," ungkapnya.
Menurut Bahlil ada dua alasan lain yang membuat ia yakin bahwa komitmen investasi dari UEA ini bisa sepenuhnya terealisasi. Pertama, hubungan baik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah UEA yang ditandai dengan kedekatan antara Presiden Jokowi dengan raja di UEA, termasuk Mohammed bin Zayed.
"Kedua, komitmen para pengusahanya bagus, setelah saya melihat. Karena tim kami bukan baru datang, tapi ada perwakilan kantor BKPM di Abu Dhabi dan satu-satu kami datangi perusahaan dan kami bicara. Selanjutnya, insyaallah yakinlah saya akan berusaha maksimal agar realisasi ini bisa terjadi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News