Ilustrasi Blok Migas. Foto: Dokumen SKK Migas
Ilustrasi Blok Migas. Foto: Dokumen SKK Migas

6 Lapangan Migas Baru Disiapkan untuk Kerek Lifting Minyak Nasional

Annisa ayu artanti • 04 Agustus 2024 17:12
Jakarta: Pemerintah terus menggencarkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak bumi nasional. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
 
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, mengumumkan rencana produksi minyak bumi dari enam lapangan baru yang diproyeksikan akan menambah kurang lebih 100 ribu barel per hari (BOPD) dalam periode 2024-2027. Rencana itu diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi produksi minyak nasional.
 
"Dalam jangka yang relatif jangka pendek, ada 6 prospek yang mudah-mudahan bisa mulai berproduksi semuanya di 2028. Jumlahnya kurang lebih ya 100 ribu barel," ungkap Arifin dikutip dari siaran pers, Minggu, 4 Agustus 2024.

Enam lapangan baru tersebut meliputi:

  1. Forel: 10.000 BOPD, estimasi produksi pada kuartal keempat 2024.
  2. Ande Ande Lumut: 20.000 BOPD, estimasi produksi pada kuartal pertama 2028.
  3. Singa Laut Kuda Laut: 20.313 BOPD, estimasi produksi pada kuartal keempat 2026.
  4. Hidayah: 2.996 BOPD, estimasi produksi pada kuartal pertama 2027.
  5. BUIC: 19.206 BOPD, Estimasi produksi pada kuartal ketiga 2024.
  6. OO-OX: 25.276 BOPD, estimasi produksi pada kuartal pertama 2026.
Baca juga: Lifting Migas Semester I-2024 Tak Capai Target

Tantangan pengembangan lapangan baru

Arifin mengungkap, sanksi internasional yang dikenakan terhadap Rusia menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan lapangan baru tersebut.
 
Lapangan Singa Laut Kuda Laut adalah salah satu proyek yang terkena dampak, sehingga menyebabkan perkiraan waktu on stream menjadi mundur hingga kuartal keempat 2026.
 
Selain mengembangkan lapangan baru, Kementerian ESDM juga fokus pada peningkatan recovery rate dari sumur-sumur existing.
 
"Di samping yang enam ini, kita juga sedang mengupayakan peningkatan recovery dari sumur-sumur yang ada. Jadi, kalau dulu recovery itu kita biasanya hanya 30 persen, sekarang kita coba minta Pertamina untuk bisa meningkatkannya menjadi ke 50 persen," jelas Arifin.
 
Untuk menggenjot produksi migas, Arifin mengungkapkan pemerintah merencanakan reaktivasi terhadap 1.000 hingga 1.500 sumur yang tidak aktif setiap tahunnya sebagai bagian dari strategi jangka pendek.
 
"Kita minta Pertamina untuk bisa mengupayakan idle well, sumur-sumur yang masih berprospek untuk bisa diupayakan kembali. Ini dalam upaya-upaya kita di jangka pendek," ucap Arifin.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan