Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Pandemi Covid-19 Dorong Masyarakat Beradaptasi dengan Perubahan

Angga Bratadharma • 29 Agustus 2020 13:28
Jakarta: Pandemi covid-19 memberikan pelajaran kepada seluruh masyarakat dari berbagai kalangan untuk beradaptasi dengan perubahan. Perubahan tersebut berdampak terhadap segala aspek termasuk didalamnya bagaimana pelaku usaha menjalankan bisnis.
 
Pola pikir dan etos kerja yang mengedepankan efisiensi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi menjadi prioritas dalam beradaptasi di era new normal ini. Model bisnis dan pola investasi yang memberikan dampak positif bagi lingkungan serta mengedepankan konsep Environment, Sustainability dan Governance (ESG) dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi dari krisis.
 
Apabila tidak terkendali, perubahan iklim dan kepunahan flora serta fauna dapat menyebabkan kerusakan lingkungan global yang menyebabkan krisis sosial dan ekonomi yang jauh lebih besar. Menciptakan kehidupan yang berkelanjutan antara bisnis dan ekonomi dengan pemanfaatan teknologi sangat mungkin untuk dilakukan.

Akan tetapi, Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Kolaborasi antara korporasi, startup, yayasan dan berbagai organisasi lainnya sangatlah diperlukan.
 
Ia menambahkan keberlanjutan kerap dijadikan sebagai salah satu kewajiban bagi suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Namun peran keberlanjutan saat ini lebih dari sekadar kewajiban, namun telah memaksa untuk mengubah pola pikir dan perilaku terlebih dengan terjadinya pandemi ini.
 
"Selain itu, keberlanjutan dalam penciptaan ekonomi hijau yang inklusif menjadi tujuan negara dalam memulihkan ekonomi. Tidak hanya fokus penciptaan lapangan kerja dan profit yang besar tetapi juga harus memikirkan aspek lingkungan dan sosial yang dapat diciptakan dari bisnis tersebut," kata Mona, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 Agustus 2020.
 
Di sisi lain, CEO & Chairman Gringgo Febriadi Pratama menambahkan pihaknya melihat perilaku masyarakat belum menjadikan pengolahan sampah sebagai isu penting yang harus dihadapi dan di satu sisi infrastruktur yang tersedia belum memadai untuk pengelolaan sampah yang baik.
 
"Untuk itu kami menghadirkan teknologi untuk mempertemukan apa yang dibutuhkan oleh industri dan apa yang telah dihasilkan oleh masyarakat, sehingga dapat tersalurkan dengan baik dan hanya menghasilkan sedikit sampah," ujar Febriadi.
 
Adapun Gringgo sebuah startup teknologi yang memberikan solusi terhadap isu keberlanjutan khususnya pengelolaan sampah dengan teknologi. Gringgo memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam program pengelolaan sampah kepada masyarakat. Teknologi tersebut dimanfaatkan untuk membantu masyarakat dalam memilah sampah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan