Ilustrasi beras. Foto: MI/Bagus Suryo
Ilustrasi beras. Foto: MI/Bagus Suryo

Ini Pemicu Harga Beras Mahal

Antara • 13 Februari 2024 18:23
Jakarta: Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan salah satu penyebab adanya kelangkaan di sejumlah ritel modern dan mahalnya harga beras yang hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dipicu akibat naiknya harga gabah di semua sentra produksi.
 
“Di tingkat produsen gabahnya sudah Rp8.000–an di daerah produksi harga berasnya sudah Rp15 ribu-an. Ini terjadi di seluruh Indonesia, praktis di seluruh sentra produksi,” kata Bayu dilansir Antara, Selasa, 13 Februari 2024.
 
Dia menyampaikan hampir seluruh wilayah Indonesia menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
 
Penjualan beras saat ini di sebagian wilayah Indonesia mencapai Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram (kg).
 
Padahal, pemerintah telah menetapkan HET sebesar Rp13.900 per kilogram, sedangkan untuk harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.000.
 
Baca juga: Harga Beras di Jakarta Makin Tinggi, Tembus Rp18 Ribu per Kilogram
 
Bayu menyampaikan beberapa data harga gabah petani dan harga beras di sentra produksi di sebagian wilayah Indonesia yang diambil berdasarkan data per 12 Februari 2024, di antaranya Indramayu harga gabah dijual Rp7.350. Kemudian harga beras premium itu Rp15.400
 
Kemudian di Karawang harga gabah Rp7.150, sedangkan harga beras premiumnya Rp14.333. Di Banyumas harga gabah Rp8.500, harga beras premium Rp15.000.
 
Lalu, di Sragen harga gabah Rp8.100 harga beras premium nya Rp14.200. Di Ngawi harga gabah Rp8.200 harga beras Rp15.700. Di Sidrap Sulawesi Selatan harga gabah Rp7.900 harga beras premium Rp14.050
 
“Jadi kondisi harga gabah yang sudah mencapai di atas Rp7.500 itu terjadi di hampir semua sentra produksi. Tentu kami tidak pake sensus hanya ambil case saja, tapi harganya biasanya tidak jauh beda dengan yang lain,” ucap Bayu.
 
Sementara itu, terkait kelangkaan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di sejumlah ritel modern enggan menjual beras yang melanggar HET.
 
“Ritel modern kira-kira berani enggak melanggar HET, kenapa nggak berani? Karena mengenai reputasinya, jadi kalau sampai ketahuan dan ada yang foto maka itu akan menimbulkan masalah bagi si ritel modern itu,” jelas Bayu.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan