"Progresnya cukup bagus dari tantangan alam yang ada. Ini lahan rawa, di mana kontur lahannya ada yang dalam dan sedang. Lahannya sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatra atau Sulawesi," ujar Yasin dikutip dari Mediaindonesia.com, Rabu, 23 Desember 2020.
Kendati demikian, Mentan mengakui jika penggarapan lahan tersebut terkendala oleh kontur lahan rawa yang berbeda-beda.
"Akhir bulan Desember ini seluruh pengolahan lahan sudah selesai, sehingga awal Januari mulai penanaman," terangnya.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menerangkan target 30 ribu hektare lahan Food Estate terbagi di dua wilayah yakni Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulau Pisau.
Di Pulau Kapuas areal lahan Food Estate seluas 20 ribu hektare, sementara di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10 ribu hektare lahan.
"Untuk program intensifikasi di Kalimantan Tengah ini terdiri dari 20 ribu hektare itu di Kabupaten Kapuas. Sampai hari ini realisasinya sudah mencapai 18.800 hektar. Masih ada 1.200 hektare yang belum selesai. Kemudian untuk di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10 ribu hektare sudah selesai semua," terang Sarwo Edhy.
Ia melanjutkan, 1.200 hektare lahan yang belum rampung di Kabupaten Kapuas seluruhnya berada di Dadahup. Selain labil, terdapat cekungan-cekungan yang cukup dalam pada lahan yang akan digarap menjadi Food Estate tersebut.
"Di Dadahup ada kurang lebih 167 hektare, yang 370 hektare dalam proses penyelesaian. Dari jumlah 370 hektare lahan, sekitar 256 hektare lahan yang telah rampung digarap. Sambil terus berjalan diharapkan sampai akhir Desember sudah selesai 100 persen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News