"Diversifikasi, baik dari segi negara tujuan maupun jenis produk itu sendiri, salah satunya dapat diperoleh melalui perjanjian perdagangan," ujarnya melalui keterangan tertulis yang dikutip Medcom.id, Rabu, 24 Februari 2021.
Selain itu, perjanjian perdagangan memberikan insentif baik dari sisi tarif maupun nontarif terhadap banyak produk ekspor Indonesia.
"Sebagai contoh, perjanjian Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) memberikan tarif nol persen terhadap sekitar 6.900 jenis produk Indonesia. Hal ini juga terjadi di perjanjian dagang lainnya. Jadi, ini merupakan kesempatan bagi produk-produk alternatif untuk bisa berkembang," lanjut Jerry.
Jerry memaparkan saat ini terdapat 10 produk ekspor utama Indonesia yang memberikan kontribusi lebih dari 59 persen terhadap total nilai ekspor Indonesia. Dalam hal pasar ekspor, 10 negara tujuan ekspor juga mendominasi kontribusi nilai ekspor Indonesia dengan angka sekitar 60 persen.
Perjanjian perdagangan juga membuka pasar-pasar baru yang berkembang dan potensial bagi Indonesia. Ada dua wilayah utama yang ingin dikembangkan, yaitu pasar Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu ada wilayah Eropa Timur, Eropa Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
"Salah satu perjanjian yang baru selesai yaitu Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), diharapkan menjadi pembuka jalan bagi pasar-pasar baru di Afrika bagian tengah dan selatan. Sedangkan untuk wilayah Amerika Selatan terdapat Indonesia-Chile CEPA yang juga terbukti meningkatkan utilitas pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) secara signifikan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa lebih menembus pasar negara-negara sekitarnya," kata dia.
Pada Januari 2021, secara kuantitatif nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama tumbuh cukup tinggi. Ekspor ke Afrika Selatan tumbuh 138,15 persen secara year on year (yoy) dan Afrika Timur tumbuh 57,7 persen (yoy).
Selain itu, ekspor ke beberapa kawasan yang sudah memiliki perjanjian kerja sama perdagangan juga tumbuh cukup baik. Untuk kawasan Asia Tenggara pertumbuhannya 10,86 persen (yoy), sementara Australia tumbuh 22,77 persen (yoy) Insentif lain yang didapatkan dari perjanjian perdagangan yaitu meningkatnya investasi di berbagai sektor.
"Meluasnya pasar dan makin mudahnya produk-produk alternatif untuk dipasarkan juga akan meningkatkan minat investor dalam berbagai skala, baik investasi dalam negeri maupun luar negeri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News