Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO

Saatnya Bangun Masa Depan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia, Ini Caranya!

Angga Bratadharma • 24 Mei 2023 15:13
Jakarta: SwissCham Indonesia, Kamar dagang Swiss-Indonesia, sebagai asosiasi bisnis Swiss dan Indonesia meyakini prospek ekonomi Indonesia sangat cerah. Hal itu sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi yang terus digenjot pemerintah usai pandemi covid-19 di Tanah Air secara perlahan berangsur membaik.
 
Dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, seluruh pelaku bisnis dapat memprioritaskan pembangunan berkelanjutan sebagai langkah kritis untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu Indonesia mencapai pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Salah satu pembangunan berkelanjutan yang bisa dilakukan adalah di sektor pertanian.
 
"Saya yakin kita bisa membentuk masa depan pertanian berkelanjutan Indonesia melalui kolaborasi dan inovasi teknologi," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Mei 2023.

Kepala Kerja Sama Ekonomi Swiss, Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, Philipp Orga mengatakan melalui program kerja sama yang dilaksanakan Kedutaan Swiss di Indonesia, Swiss berkomitmen untuk mendukung produksi komoditas berkelanjutan di Indonesia.
Baca: Surplus APBN hingga April Tembus Rp234,7 Triliun, Ini Rinciannya!

"Program Lanskap Berkelanjutan Indonesia (SLPI) yang didanai Swiss bekerja sama dengan perusahaan swasta di 10 kabupaten di Sumatra dan Kalimantan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi petani sekaligus melindungi lingkungan dan mengatasi perubahan iklim," tuturnya.

Pertanian jantung sistem pangan

Head of Corporate Sustainable Agriculture Nestlé Indonesia Syahrudi menambahkan Nestlé tumbuh bersama dengan mitra petani untuk memajukan praktik pertanian regeneratif, sebagai jantung di sistem pangan. Nestlé percaya kolaborasi yang dibangun menuju pertanian berkelanjutan akan menciptakan manfaat bagi petani dan bisnis.
 
"Dan pada saat yang sama menciptakan dampak positif bagi lingkungan," ucapnya.
 
Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain menjelaskan petani Indonesia harus memenuhi perubahan kebutuhan lingkungan dan harapan regulator, konsumen, serta pengolah makanan dan pedagang. Menurutnya ada tekanan yang meningkat dari perubahan iklim, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
 
"Dan dari perubahan selera konsumen terhadap makanan dan kekhawatiran tentang cara produksinya. Alam pertanian –seperti gulma, hama, dan penyakit– terus menjadi tantangan tersendiri," tuturnya.
 
CEO Koltiva Manfred Borer memandang pihaknya memahami peran penting ketertelusuran dalam membangun rantai pasokan yang bertanggung jawab dan etis, yang menguntungkan pelanggan, pemangku kepentingan, dan lingkungan.

 
"Dengan kontribusi yang signifikan dari sektor pertanian terhadap PDB Indonesia, kami menyadari pentingnya solusi inovatif untuk mempromosikan keberlanjutan sembari mematuhi standar peraturan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan