Perusahaan tersebut adalah Kideco Jaya Agung, MMS Group Indonesia, Multi Harapan Utama, Bukit Asam, Indo Tambangraya Megah, PLN, Pupuk Kaltim, Astra Tol Nusantara (Astra Infra), Bank Mandiri, Chandra Asri Petrochemical, BSI Maslahat, Petrokimia Gresik, Migas Utama Jabar, Bank Danamon, Bank BRI, Antang Gunung Meratus, AICE Group, Danareksa, PT Datang DSSP Power Indonesia.
Kemudian Paiton Energy-Paiton Operation and Maintenance Indonesia, Semen Indonesia, Suprabari Mapanindo Mineral, Telen Orbit Prima, Kaltim Nitrate Indonesia, Pegadaian, Perusahaan Gas Negara, PLN Indonesia Power, Aqua, Solusi Bangun Indonesia, hingga PLN Nusantara Power.
"Tema yang diangkat untuk 2023 ini adalah 'CSR Innovation Programs for Sustainable Business Growth'. Artinya CSR tidak hanya memberikan manfaat sosial untuk masyarakat dan lingkungan saja, namun CSR harus selaras dengan strategi bisnis, harus mendukung pencapaian target-target bisnis, agar kinerja perusahaan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," ucap Ketua Penyelenggara Top CSR Awards 2023 sekaligus Pemimpin Redaksi Top Business M. Lutfi Handayani, Kamis, 8 Juni 2023.
Baca juga: BUMN Ini Gencar Laksanakan Pembangunan Berkelanjutan |
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan CSR merupakan pertanggungjawaban yang harus dilakukan melalui berbagai program kemasyarakatan. "Sehingga, ada dampak ekonomi dan lain-lain atau pun mendukung pembangunan berkelanjutan," jelas dia.
Dikatakannya, CSR pun bisa menaikkan taraf hidup masyarakat, dan lain-lain. CSR juga bisa langsung menyasar ke masyarakat antara lain untuk menaikkan rasio elektrifikasi masyarakat di daerah tertentu.
"Seperti kita ketahui bersama, ada saudara-saudara kita yang belum mendapatkan aliran listrik sama sekali, bukan?" Syahrial beretorika. Dalam hal tersebut, jelasnya, program CSR dapat membuat pembangkit energi baru, dengan skala kecil, di daerah yang sulit dijangkau listrik PLN.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sigit Raliantoro mengatakan saat ini dunia ada di masa kerusakan eksponensial, setelah lama ada di fase pertumbuhan eksponensial yang dipicu oleh Revolusi Industri.
"Dalam masa tersebut, bisnis harus bermanfaat untuk masyarakat dan memperbaiki lingkungan. Dalam lingkup tersebut, CSR adalah (sarana) pemberdayaan masyarakat. Dan masyarakat perlu diedukasi untuk belajar menyelesaikan problemnya dalam jangka panjang," kata Sigit.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News